Okupansi Hotel di Buleleng Capai 90 Persen, DTW Diminta Siaga Lonjakan Turis

Posted on

Tingkat hunian hotel di Buleleng, Bali, melonjak drastis menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Bahkan, sejumlah hotel populer di Bali utara sudah terpesan di atas 90 persen. Daerah tujuan wisata (DTW) pun diminta siaga menghadapi lonjakan turis saat Nataru.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, mengungkapkan data itu diperoleh dari hasil koordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Menurutnya, ada pula hotel yang telah menutup reservasi karena okupansi sudah penuh.

“Sebagian hotel yang populer itu sudah ter-booking di atas 90 persen. Bahkan ada juga yang sudah close, artinya kamarnya sudah penuh ter-booking,” ujar Dody daat dikonfirmasi infoBali, Minggu (14/12/2025)

Dody menilai kondisi ini menunjukkan promosi pariwisata Buleleng yang dilakukan selama ini mulai membuahkan hasil. Ia berharap kondisi cuaca selama momen Nataru tetap kondusif agar tidak terjadi pembatalan pemesanan hotel.

“Ini sangat menggembirakan bagi kami. Upaya yang dilakukan selama ini untuk promosi pariwisata sudah sepadan dengan tingkat kunjungan dan booking hotel,” ujar Doddy.

“Mudah-mudahan cuaca tetap kondusif sehingga tidak ada cancel hotel,” imbuhnya.

Dispar Buleleng saat ini sedang mematangkan persiapan menyambut libur Nataru 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan sekaligus meningkatkan aspek keselamatan di sejumlah daya tarik wisata (DTW) yang mayoritas berbasis alam.

Dody mengaku sudah meneruskan surat edaran dari Menteri Pariwisata kepada para pengelola DTW, pelaku usaha akomodasi, hingga restoran agar melakukan persiapan sejak dini. Seluruh pengelola wisata juga diminta agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

“Kesiapsiagaan terkait cuaca ekstrem sangat penting, terutama di DTW berbasis alam seperti air terjun, pegunungan, perbukitan, dan pantai,” ujar Dody.

Menurut Dody, sebagian besar destinasi di Buleleng berbasis wisata alam. Mulai dari air terjun, pegunungan, perbukitan, hingga pantai yang rawan terdampak kondisi cuaca.

Dispar Buleleng, dia berujar, akan turun ke sejumlah destinasi dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan untuk mengawasi standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE), rambu-rambu evakuasi, serta kerawanan bencana di lokasi wisata.

“Kami juga cek potensi longsor dan pohon tumbang. Kalau ada yang rawan, kami minta dilakukan pemangkasan pohon atau penguatan di titik retakan,” jelasnya.

Pengelola DTW Diminta Siaga Lonjakan Turis

Dispar Buleleng saat ini sedang mematangkan persiapan menyambut libur Nataru 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan sekaligus meningkatkan aspek keselamatan di sejumlah daya tarik wisata (DTW) yang mayoritas berbasis alam.

Dody mengaku sudah meneruskan surat edaran dari Menteri Pariwisata kepada para pengelola DTW, pelaku usaha akomodasi, hingga restoran agar melakukan persiapan sejak dini. Seluruh pengelola wisata juga diminta agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

“Kesiapsiagaan terkait cuaca ekstrem sangat penting, terutama di DTW berbasis alam seperti air terjun, pegunungan, perbukitan, dan pantai,” ujar Dody.

Menurut Dody, sebagian besar destinasi di Buleleng berbasis wisata alam. Mulai dari air terjun, pegunungan, perbukitan, hingga pantai yang rawan terdampak kondisi cuaca.

Dispar Buleleng, dia berujar, akan turun ke sejumlah destinasi dalam waktu dekat. Hal itu dilakukan untuk mengawasi standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE), rambu-rambu evakuasi, serta kerawanan bencana di lokasi wisata.

“Kami juga cek potensi longsor dan pohon tumbang. Kalau ada yang rawan, kami minta dilakukan pemangkasan pohon atau penguatan di titik retakan,” jelasnya.

Pengelola DTW Diminta Siaga Lonjakan Turis