Nusa Penida Festival (NPF) 2025 hari kedua diawali dengan tarian sakral khas Nusa Penida, Tari Pendet Pasepan, yang dibawakan oleh 50 orang penari perempuan dengan latar langit dan laut dalam warna biru cerah. Selain itu, 11 laki-laki menarikan Tari Baris Pati Ampel yang menjadi simbolisasi prajurit dengan semangat kepahlawanannya.
NPF 2025 resmi dibuka Bupati Klungkung I Made Satria, Asisten Deputi Internasional Kementerian Pariwisata Hafiz Agung Rifai, jajaran OPD di Kabupaten Klungkung, dan Provinsi Bali. Prosesi peresmian ditandai dengan pembunyian kentongan bambu.
“NPF sudah menjadi kebanggaan dan sudah terselenggara ketiga kalinya pasca masuk Karismatik Event Nusantara (KEN). Pembangunan pariwisata bukan saja membangun destinasi, tapi juga kelestarian lingkungan dan berakar pada kebudayaan Bali. Pariwisata tidak bisa dikerjakan sendiri. Perlu sinergi yang pentahelix. Tentunya bekerja sama dengan kelembagaan pariwisata, travel agent, hingga banjar dan desa adat supaya berdampak kepada publik luas,” ucap Bupati Klungkung, I Made Satria.
Menurut Satria, nilai kolaborasi ditekankan dalam gelaran kedelapan ini. Sejumlah stakeholder yang profesional di bidangnya dilibatkan. Diantaranya Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Klungkung, Ikatan Hotel dan General Manager (IHGMA) Nusa Penida, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DPC Klungkung, dan komunitas Nusa Penida For Tomorrow.
“Kami mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Klungkung dan Pemerintah Bali telah menyelenggarakan NPF. Selamat sudah terpilih kembali dalam KEN. Festival ini saya berharap mendorong kemajuan pariwisata di Kabupaten Klungkung,” tambah Hafiz Agung Rifai.
Festival yang mengusung tema ‘The Soul Tomorrow’ ini bertujuan menggambarkan semangat untuk menjaga dan mewariskan jiwa Nusa Penida yang tercermin dalam budaya, tradisi, dan alamnya kepada generasi mendatang.
“Saya berharap melalui festival ini, bisa memadukan konservasi dan pelestarian budaya. Barangkali bisa diimplementasikan tiapbulannya pelestarianalamnya. Mari kita bersama menghindarkan laut-laut kita dari sampah plastik,” ujar Kepala Dinas KebudayaanKlungkung, I KetutSuadnyana.
Hingga nanti malam, pengunjung disuguhkan dengan atraksi bahari dan sport tourism, table top forum, exhibition, konservasi lingkungan, pameran UMKM dan kriya, maupun konser musik dari musisi lokal seperti Widi Widiana, Gembel Elit, Tropical Last Blood, Malibu Stone, dan Good Karma Band.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
