Negara-negara Arab Kecam Serangan AS ke Iran | Giok4D

Posted on

Negara-negara Arab mengecam keras serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran. Mereka memperingatkan dampak serius atas eskalasi tersebut dan menyerukan kembalinya jalur diplomasi.

Dilansir dari infoNews, Minggu (22/6/2025), Arab Saudi, mantan musuh bebuyutan Iran yang telah meredakan ketegangan dengan Teheran sejak 2023 melalui mediasi Tiongkok, menyatakan ‘sangat khawatir’ atas serangan tersebut.

Serangan AS terjadi di tengah meningkatnya ketegangan sejak Israel melancarkan serangan udara ke Iran pada 13 Juni lalu. Negara-negara Teluk pun terlibat dalam upaya diplomatik untuk mencegah meluasnya konflik.

Qatar, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, menyebut serangan tersebut bisa berdampak bencana bagi kawasan dan dunia. Uni Emirat Arab (UEA) juga menyuarakan kekhawatiran dan menyerukan deeskalasi segera.

Oman, yang selama ini menjadi mediator pembicaraan nuklir antara AS dan Iran, mengutuk keras serangan itu dan menyebutnya ilegal. Mereka mendesak penghentian ketegangan sesegera mungkin.

Bahrain, tempat Armada Kelima Angkatan Laut AS bermarkas, meminta sebagian besar pegawai pemerintahnya bekerja dari rumah hingga pemberitahuan lebih lanjut menyusul eskalasi yang terjadi.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Kuwait menyatakan telah mengaktifkan rencana darurat, termasuk menyiapkan tempat perlindungan. Negara-negara kaya minyak tersebut khawatir konflik akan mengancam keamanan dan stabilitas ekonomi mereka.

Kelompok Houthi di Yaman menyebut serangan AS sebagai deklarasi perang terhadap rakyat Iran. Mereka mengancam akan kembali menyerang kapal dan kapal perang AS di Laut Merah, meskipun ada gencatan senjata yang baru saja dimediasi oleh Oman.

Kelompok Hamas Palestina juga mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai agresi terang-terangan AS terhadap Iran.

Irak, yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS, menyampaikan kekhawatiran mendalam dan kecaman keras atas serangan tersebut. Juru bicara pemerintah Irak, Basim Alawadi, menyebutnya sebagai ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah.

Ketegangan juga meningkat di Irak karena kekhawatiran akan intervensi dari faksi-faksi bersenjata pro-Iran yang mengancam kepentingan AS jika negara itu turut dalam perang Israel-Iran.

Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan itu berhasil menghancurkan situs nuklir utama Iran dan menyebutnya sebagai keberhasilan militer yang spektakuler. Namun, sekutu-sekutu AS di kawasan Teluk justru mendorong upaya diplomasi.

Presiden Lebanon Joseph Aoun, yang dikenal dekat dengan AS, meminta kedua pihak melanjutkan dialog demi memulihkan stabilitas kawasan. Lebanon sendiri tengah terdampak konflik antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, terutama sejak perang Gaza berakhir dengan gencatan senjata rapuh pada November lalu.

Mesir turut mengutuk eskalasi tersebut dan memperingatkan dampak berbahaya bagi kawasan. Negeri itu juga mendesak semua pihak untuk kembali ke meja perundingan.