Museum Bali menyiapkan berbagai program pelestarian budaya pada 2026. Berbagai program pelestarian budaya itu dikemas melalui lomba animasi sejarah, mesatua (dongeng berbahasa Bali), cerdas cermat museum, hingga kajian koleksi tahunan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Bali, Ida Ayu Made Sutariani, mengungkapkan program-program pelestarian budaya itu bakal melibatkan siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Ia berharap berbagai program tersebut dapat menghidupkan kembali nilai-nilai budaya di kalangan generasi muda.
“Tahun 2026 itu kami ada lomba animasi sejarah. Kemudian juga lomba mesatua,” ujar Dayu saat ditemui infoBali di Museum Bali, Denpasar, Selasa (9/12/2025).
Dayu menuturkan lomba animasi sejarah yang digelar tahun depan bertujuan untuk menangkal misinformasi mengenai sejarah Bali yang beredar di masyarakat. Menurutnya, ajang tersebut mengajak generasi muda agar tertarik mempelajari sejarah Bali melalui penyajian media yang kreatif.
“Tapi yang jelas, tujuan kami adalah memberikan informasi yang benar tentang sejarah Bali,” imbuhnya.
Museum Bali, Dayu berujar, akan menggandeng sejarawan untuk menyampaikan bukti-bukti sejarah yang ada kepada masyarakat. Dengan begitu, peserta lomba diharapkan tidak bingung ketika menyiapkan animasi berlatar sejarah.
Selain lomba animasi sejarah, Museum Bali juga akan menggelar lomba animasi koleksi museum yang berada di jantung Kota Denpasar itu. Dayu menuturkan lomba animasi koleksi Museum Bali itu bertujuan untuk membumikan kembali cerita rakyat Bali.
Menurut Dayu, Museum Bali memiliki koleksi cerita rakyat yang perlu disebarluaskan. Cerita rakyat ini dikumpulkan sejak 1930-an oleh beberapa kontributor pada awal berdirinya Museum Bali.
“Salah satu kurator, kontributor museum Bali yang bernama Walter Spice yang mengumpulkan cerita secara door to door. Jadi, cerita itu tidak lumrah di masyarakat,” imbuhnya.
Ada pula lomba mesatua yang menyasar peserta dari siswa SD hingga usia dewasa. Ia menilai tradisi mendongeng perlu dihidupkan sekaligus untuk melestarikan bahasa Bali.
“Jangankan anak-anak mendongeng. Mereka mendengarkan dongeng saja jarang, kan?” ujar Dayu
Dua program lainnya yang akan digelar tahun depan adalah lomba cerdas cermat museum hingga program kajian koleksi museum. Adapun, kajian koleksi museum telah rutin diselenggarakan oleh Museum Bali sejak tahun-tahun sebelumnya.
Dari 13 ribuan lebih benda koleksi di Museum Bali, akan dipilih beberapa untuk dikaji sesuai dengan tema yang ditentukan. Dayu menerangkan program kajian koleksi akan dilanjutkan dengan seminar dan diakhiri dengan penerbitan buku.
