Meski hanya mendapat tiga siswa baru, SDN 36 Ampenan tetap memastikan tak ada yang berbeda dalam MPLS ini. Pantauan infoBali, tiga siswa tersebut tidak ditemani ibu atau ayahnya. Berbeda jauh dengan MPLS di berbagai sekolah lain yang siswa barunya kebanyakan ditemani orang tua selama MPLS.
“Tadi diantar ibu ke sekolah, tetapi sekarang sudah pulang,” kata Jaka, salah satu siswa baru SDN 36 Ampenan, Selasa (15/7/2025).
Jaka jadi satu dari tiga siswa baru di SDN 36 Ampenan yang mendaftar. Usianya enam tahun. Ia berasal dari Lingkungan Karang Genteng, Kelurahan Pagutan, Mataram.
“Ndak dapat bekal hari ini, hanya dikasih uang jajan. Uangnya untuk beli es,” ujar Jaka.
Salah satu guru SDN 36 Ampenan, I Putu Ning Ariana, menjelaskan MPLS di sekolahnya dimulai dari pengenalan lingkungan sekolah. Masa pengenalan lingkungan sekolah berlangsung tiga hari.
Hari kedua MPLS, ketiga murid baru SDN 36 Ampenan tersebut mulai diperkenalkan cara tulis menulis huruf dan angka oleh salah satu guru. Ada yang masih kebingungan. Ada juga yang sedang diajarkan cara menulis yang benar.
“Orang tuanya datang tadi pagi, sempat melihat kegiatan sebentar, lalu mereka balik. Anak-anak ini mandirilah, soalnya ada kakak mereka juga yang sekolah di sini, jadi ada kakak yang akan jaga mereka. Dan rata-rata mereka asalnya dari Lingkungan Karang Genteng,” ungkap Putu.
Meski hanya ada tiga siswa, Putu menegaskan, tidak ada yang berbeda dari proses belajar-mengajar. Ia memastikan akan memberikan prioritas untuk siswa tersebut.
“Yang menjadi PR cuma satu, mereka ini rata-rata belum bisa menulis dari dasar. Jadi guru kelas satu harus ekstra mengajari mereka. Mulai dari belajar menulis angka, huruf, dan lain-lain,” tutur Putu.
Putu menuturkan rata-rata dari ketiga siswa tersebut tidak mengenyam bangku taman kanak-kanak (TK) alias langsung lompat masuk SD. Saat pendaftaran, orang tua siswa beralasan tak menyekolahkan anaknya TK lantaran biaya yang cukup besar. “Jadi langsung masuk SD saja. Nah, ini jadi PR kami dan tantangan besar kami di sekolah,” bebernya.
Sebagai informasi, pada SPMB tahun ini, SDN 36 Ampenan hanya menerima tiga siswa baru hingga akhir daftar ulang. Jika ditotalkan, jumlah murid dari kelas satu hingga kelas enam hanya 33 murid. Rinciannya, kelas satu sebanyak 4 siswa, kelas dua (4), kelas tiga (4), kelas empat (1), kelas lima (14), dan kelas enam (6).
Lantaran siswa kelas enam sudah lulus, total jumlah siswa di SDN 3 Ampenan hanya tinggal 27 orang. Kalau ditambah 3 siswa di SPMB, total murid di SDN 36 Ampenan tahun ini ada 30 siswa.
Diberitakan sebelumnya, tiga sekolah di Mataram, NTB, sepi peminat. Hingga hari terakhir masa pendaftaran ulang SPMB 2025, calon siswa yang melakukan registrasi ulang di ketiga sekolah tersebut jauh dari jumlah rombongan belajar (rombel) yang tersedia.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Mataram, Yusuf, mengungkapkan sekolah yang sepi peminat akan digabung (merger) dengan sekolah lainnya. Dengan begitu, dia berujar, jumlah siswa dari sekolah sepi peminat akan disesuaikan dengan jumlah rombel yang ada.
“Nanti akan ada beberapa sekolah yang kami merger. Ini kami lakukan untuk mengantisipasi (jumlah siswa yang minim). Saat ini, kami sedang membuat kajian analisis untuk penggabungan sekolah,” ujar Yusuf di Mataram, Jumat (11/7/2025).
Ketiga sekolah negeri di bawah naungan Disdik Mataram yang sepi peminat itu, yakni SMPN 18 Mataram, SDN 36 Ampenan, dan SDN 49 Cakranegara. Hingga hari terakhir registrasi ulang, SMPN hanya mendapatkan 4 siswa, SDN 36 Ampenan (4), dan SDN 49 Cakranegara (15).