Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau para jemaah haji asal Mataram untuk mewaspadai cuaca panas ekstrem yang tengah melanda Arab Saudi. Imbauan ini diberikan menyusul laporan suhu di Kota Mekah yang mencapai 43 derajat Celsius dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Mataram, Kasmi, mengatakan jemaah-terutama lanjut usia (lansia) dan yang memiliki risiko tinggi-diminta memprioritaskan keselamatan saat menjalani ibadah.
“Dari informasi terbaru dari teman-teman yang bertugas, jemaah kita dalam kondisi sehat. (Jika cuaca ekstrem terus terjadi di Mekah) jemaah kita bisa ibadah dari hotel, yang pentingkan ibadah wajib sudah dilaksanakan, jadi sunnahnya bisa dari hotel,” kata Kasmi saat dikonfirmasi di Mataram, Selasa (27/5/2025).
Petugas Siap Dampingi Jemaah
Meski suhu udara masih tinggi, Kasmi memastikan petugas haji asal Mataram tetap siaga mendampingi jemaah selama menjalani rangkaian ibadah. Pendampingan diberikan baik dalam bentuk pengawasan maupun bantuan fisik seperti penyediaan kursi roda.
“Nanti bisa dibantu dengan dipapah oleh petugas, dan juga disiapkan kursi roda,” ujarnya.
Kasmi mengimbau para jemaah agar mempersiapkan dana tambahan jika membutuhkan bantuan fisik selama pelaksanaan tawaf dan sai. Pasalnya, jumlah petugas dalam satu kelompok terbang (kloter) terbatas, yakni kurang dari lima orang.
“Karena (kita) kekurangan petugas, dan jemaah kita banyak, jemaah yang pakai kursi roda dan kondisi fisiknya kurang dari tanah air, diminta untuk menyiapkan dana tambahan untuk biaya dorong pada saat tawaf dan sai,” ungkapnya.
Tarif bantuan dari petugas lokal Arab Saudi, lanjut Kasmi, bisa mencapai 400 riyal untuk satu paket tawaf dan sai.
“Satu paket tawaf dan sai bisa sampai 400 real,” jelasnya.
Komposisi dan Kesehatan Jemaah
Data Kemenag Mataram mencatat total jemaah haji dari kloter tiga dan sembilan berjumlah 695 orang, terdiri atas 318 laki-laki dan 377 perempuan. Dari segi kesehatan, sebanyak 267 jemaah tergolong sehat tanpa risiko, 176 jemaah masuk kategori risiko tinggi ringan, 95 jemaah risiko tinggi sedang, dan 157 jemaah risiko tinggi berat.
Berdasarkan status istitoah atau kemampuan kesehatan, tercatat 270 jemaah dinyatakan istitoah alias sehat, 420 jemaah istitoah dengan pendampingan obat, dan 5 jemaah memerlukan pendampingan orang.