Keluarga Geruduk Polda NTB, Desak Tuntaskan Kasus Kematian Brigadir Esco

Posted on

Puluhan keluarga Brigadir Esco Faska Relly menggeruduk Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Kamis (11/9/2025). Mereka mendesak polisi untuk menuntaskan kasus dugaan pembunuhan terhadap Brigadir Esco.

“Kami meminta kejelasan kematian Brigadir Esco, sudah satu bulan lebih tidak ada kejelasan,” kata salah satu anggota keluarga, Kamis.

Keluarga meyakini kematian Brigadir Esco bukan karena gantung diri. Mereka menduga kematian anggota lntel Polsek Sekotong itu mengarah ke kasus pembunuhan. Hingga kini, Polres Lombok Barat yang menangani kasus itu belum menetapkan tersangka.

“Kami datang ke sini (Polda NTB) baik-baik, apa yang terjadi pada kematian Brigadir Esco. Belum ada titik terang kasus ini,” ungkapnya.

Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan menegaskan penyidikan kasus kematian Brigadir Esco masih berjalan. Ia meminta keluarga Brigadir Esco untuk bersabar.

“Mohon waktu, mohon bersabar, percayakan kepada kami,” ujar Catur.

Catur berjanji akan mengusut tuntas kematian Brigadir Esco. Menurutnya, penyidik saat ini masih mengumpulkan alat bukti sebelum menetapkan tersangka.

“Tidak bisa seseorang dijadikan tersangka (tanpa alat bukti yang kuat). Kami harus mengumpulkan alat bukti untuk membuat kasus tersebut terang,” imbuhnya.

Brigadir Esco ditemukan tewas mengenaskan di kebun belakang rumahnya, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada 24 Agustus lalu. Jenazah Brigadir Esco ditemukan oleh mertuanya, Siun, dalam kondisi membusuk, wajah rusak, dengan leher terikat tali di bawah pohon.

Sebelumnya, Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan ada tanda kekerasan yang ditemukan pada jasad Brigadir Esco. Esco diduga dianiaya hingga tewas.

“Ada dugaan kekerasan di sana, penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Ada dugaan itu,” kata Syarif, Jumat (29/8/2025).

Catur berjanji akan mengusut tuntas kematian Brigadir Esco. Menurutnya, penyidik saat ini masih mengumpulkan alat bukti sebelum menetapkan tersangka.

“Tidak bisa seseorang dijadikan tersangka (tanpa alat bukti yang kuat). Kami harus mengumpulkan alat bukti untuk membuat kasus tersebut terang,” imbuhnya.

Brigadir Esco ditemukan tewas mengenaskan di kebun belakang rumahnya, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, pada 24 Agustus lalu. Jenazah Brigadir Esco ditemukan oleh mertuanya, Siun, dalam kondisi membusuk, wajah rusak, dengan leher terikat tali di bawah pohon.

Sebelumnya, Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan ada tanda kekerasan yang ditemukan pada jasad Brigadir Esco. Esco diduga dianiaya hingga tewas.

“Ada dugaan kekerasan di sana, penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia. Ada dugaan itu,” kata Syarif, Jumat (29/8/2025).