Seorang ibu dan anak dilaporkan tersesat saat mendaki Gunung Batukaru, Tabanan, Bali, pada Minggu (6/7/2025). Keduanya terpisah dari rombongan pendaki lainnya dan hingga kini belum ditemukan.
Sebelum kejadian ini, insiden serupa juga terjadi sepekan sebelumnya. Pada Minggu (29/6/2025), empat pendaki dilaporkan tersesat karena diduga salah jalur. Namun, mereka berhasil ditemukan dalam kondisi selamat pada keesokan harinya, Senin (30/6/2025).
Gunung Batukaru dikenal sebagai gunung suci bagi masyarakat Hindu di Bali dan sering menjadi tujuan pendakian. Lantas, seperti apa sejarah dan kepercayaan masyarakat terhadap gunung ini?
Gunung Batukaru, atau disebut juga Batukau, terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Nama ‘Batukaru’ berasal dari bahasa Bali, yakni ‘batu’ yang berarti batu, dan ‘karu’ yang dapat dimaknai sebagai karma atau takdir.
Secara filosofis, Gunung Batukaru dianggap sebagai refleksi ajaran Hindu-Bali tentang dasar kehidupan (batu) dan perjalanan spiritual (karu). Gunung ini diyakini sebagai tempat bersembahyang dan menyatu dengan semesta.
Dalam kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Batukaru dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Dewa Mahadewa, penjaga arah barat dalam ajaran Dewata Nawa Sanga. Karena itu, gunung ini dianggap suci dan penuh kekuatan gaib.
Warga meyakini siapa pun yang memiliki niat buruk saat berada di kawasan ini akan mengalami gangguan, bahkan bisa tersesat di hutan.
Di kawasan Gunung Batukaru terdapat dua pura penting, yakni Pura Luhur Batukaru dan Pura Pucak Kedaton. Keduanya menjadi pusat pemujaan umat Hindu di Bali.
Pura Luhur Batukaru terletak di lereng selatan gunung, tepatnya di Wongaya Gede, Penebel. Pura ini diperkirakan dibangun pada abad ke-11 oleh Raja Anak Wungsu dari Dinasti Warmadewa. Lokasinya yang berada di tengah hutan tropis menjadikannya tempat yang tenang untuk meditasi dan tapa brata.
Sementara itu, Pura Pucak Kedaton berada lebih tinggi, di dekat puncak Gunung Batukaru. Pura ini diyakini sebagai tempat tinggal para dewa atau roh suci penjaga gunung. Tidak semua orang bisa mengakses pura ini karena dianggap sangat sakral dan hanya dikunjungi dalam ritual khusus oleh pemangku atau tokoh adat.
Gunung Batukaru merupakan gunung berapi tidak aktif dengan ketinggian sekitar 2.276 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini merupakan yang tertinggi kedua di Bali setelah Gunung Agung.
Permukaannya ditutupi hutan hujan tropis lebat yang menjadi habitat flora dan fauna endemik Bali, seperti anggrek liar, pohon-pohon tropis besar, dan berbagai jenis burung langka.
Suasana yang tenang dan alami menjadikan Gunung Batukaru sebagai destinasi favorit bagi pendaki, terutama pemula hingga menengah. Gunung ini juga populer sebagai tempat melakukan yoga dan meditasi karena aura spiritualnya yang kuat.
Dari puncaknya, pendaki dapat menikmati panorama alam Bali bagian selatan dan barat yang memukau.