Jenazah korban tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya, I Kadek Oka, akhirnya tiba di rumah duka di Banjar Nesa, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali, pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.08 Wita. Kedatangannya disambut isak tangis keluarga, terutama anak-anak almarhum yang tak kuasa menahan duka.
Pantauan infoBali di lokasi, peti jenazah diangkat menuju bale dangin (balai yang ada di timur pekarangan rumah adat Bali). Kemudian, dipindahkan ke lemari pendingin (freezer) yang berada di sisi timur peti.
“Oka sosok yang sederhana lah. Waktu kerja, ya kerja. Tampil juga apa adanya dan sama orang, dia ramah,” kenang kakak korban, I Putu Suparno, saat dijumpai infoBali, Senin (7/7/2025) malam.
Oka diketahui bekerja sebagai sopir truk dan telah menjalani profesi itu selama 25 tahun. Ia menyeberang dari Banyuwangi ke Gilimanuk membawa muatan semen.
“Memang kesehariannya bolak-balik menyeberang. Saya tidak ada firasat apapun. Terakhir bertemu dengan Oka pada tanggal 1 Juli kemarin. Pas di sini ada saudara yang ngaben”, imbuh Suparno.
Suparno mengatakan jenazah sopir berusia 51 tahun itu ditemukan dengan tubuh yang utuh, tapi tidak dengan wajahnya. Kendati demikian, sosoknya masih dikenali dari ciri fisiknya yang berkumis, rambut uban, hingga pakaian yang melekat di tubuh.
Rencananya, prosesi ngaben akan dilakukan hari ini, Selasa, menyesuaikan dengan dewasa ayu atau hari baik yang tersedia. Persiapan dilakukan cepat dan bergotong royong oleh keluarga serta kerabat. Hingga tengah malam, mereka masih mempersiapkan berbagai perlengkapan upakara.
Pagi harinya, kentongan (kulkul) akan dipukul sebagai tanda kabar duka kepada warga banjar sekaligus ajakan untuk membantu prosesi. Selambat-lambatnya, siang hari, prosesi ngaben sudah terlaksana.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Kelian Adat Banjar Nesa, Nyoman Ardiana, menjelaskan bahwa kematian akibat kecelakaan seperti kapal tenggelam dikategorikan sebagai ulah pati atau bunuh diri. Sehingga memerlukan tambahan ritual upacara, termasuk ngulapin di segara (laut), penebus, dan pemayuh.
“Sebelum upacara bebersih, Oka dimandikan dengan air yang berasal 11 sumber mata air dan 33 warna bunga. Setelah semua upacara di rumah selesai, baru nyujur ke kuburan untuk dibakar. Layaknya kebiasaan di Nesa, ngabennya namanya pranawa, tanpa tukon pisang jati,” jelas Ardiana.
Sebelumnya, rumah duka I Kadek Oka dipenuhi keluarga besar sejak tadi pagi. Wajah mereka tampak gusar menanti kepastian kabar Oka yang disebut-sebut telah ditemukan melalui berbagai pemberitaan media.
“Tadi dihubungi kalau Oka sudah ditemukan, sekitar jam tujuh pagi. Nanti ya konfirmasinya, kami belum bisa memastikan,” salah seorang kakak korban yang enggan menyebutkan nama mengatakan kepada infoBali, Senin (7/7/2025).
Sejumlah anggota keluarga sibuk dengan ponsel di tangan. Mereka terus menghubungi keluarga yang berangkat ke Pelabuhan Ketapang, Desa Ketapang, Banyuwangi. Istri dan anak korban ikut untuk memastikan identitas jenazah.
Menurut keluarga, jenazah saat ini berada di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Pihak keluarga juga telah diminta memastikan ciri-ciri khusus milik Oka.