Ikatan Dokter (IDI) Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta agar dilakukan audit medis terhadap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka. Hal itu buntut ibu hamil bernama Maria Yunita meninggal karena tak ada dokter anestesi.
“Saya berharap bisa dilakukan audit medis terhadap kasus kematian tersebut. Sehingga kita bisa mendapatkan kejelasan permasalahan yang terjadi. Selain ketidaktersediaan dokter anestesi di RS TC Hillers,” ujar Ketua IDI NTT Stef Soka melalui sambungan telepon, Minggu (13/4/2025).
Stef menjelaskan dalam aspek etika kedokteran, kasus tersebut merupakan pelanggaran etik berat. Namun, ia mendapat laporan bahwa dua dokter anestesi sudah tidak bekerja sejak Januari 2025.
“Sehingga apakah dalam kasus ini ada indikasi dokter mogok kerja atau memang dokter sudah tidak bekerja lagi di RS TC Hillers. Untuk itu masih kami coba dapatkan informasi secara lengkap karena tentunya berbeda permasalahanya,” terangnya.
IDI NTT akan berkoordinasi dengan IDI Cabang Sikka untuk melihat apakah ada pelanggaran etika medis atau tidak. “Selain itu mendorong dilakukanya audit medis pada kasus kematian tersebut, serta memfasilitasi tenaga dokter ahli untuk membantu proses audit jika diperlukan,” tambahnya.
IDI NTT juga akan memediasi bersama Perhimpunan Dokter Anestesi (Perdatin) untuk mengupayakan agar RSUD TC Hillers dapat memiliki dokter Anestesi. Lalu akan berdiskusi dengan jajaran manajemen RS TC Hillers terkait permasalahan pelayanan anestesi, tidak hanya sebatas jasa dan insentif tetapi juga sistem pelayanan.
“Sehingga dokter nyaman bekerja di RS, agar mencegah permasalahan yang sama muncul di kemudian hari,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Plt Direktur Utama RSUD W. Z. Johannes Kupang.
Dua Dokter Anestesi Kembali Bertugas
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena melakukan pertemuan langsung di rumah jabatan Bupati Sikka terkait kasus tersebut. Laka Lena telah bertemu dengan kedua dokter anestesi RSUD TC Hillers.
“Kami barusan selesai pertemuan dan disepakati kedua dokter tersebut akan kembali menjalankan tugas mereka. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama menyelesaikan persoalan ini, terutama kepada para dokter. Ini bukti bahwa musyawarah mufakat bisa menyelesaikan masalah,” jelas Laka Lena melalui sambungan telepon.
Laka Lena menambahkan dr Remidason Riba akan kembali bertugas pada Senin (14/4/2025). Sementara dr Yosefin Erfleniati Jati mulai bekerja setelah Hari Raya Paskah, yakni 19 April 2025.
“Atas nama pemerintah, saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat NTT, khususnya keluarga korban. Ini menjadi pelajaran penting agar ke depan tidak terjadi lagi hal serupa,” terang Laka Lena.
Ia menegaskan masalah ini menjadi pintu masuk untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap tata kelola sistem kesehatan di NTT, baik di rumah sakit maupun puskesmas.
“Saya sudah minta agar mulai besok dilakukan pendampingan dan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen rumah sakit se-NTT. Kami tidak boleh lagi kecolongan karena miskomunikasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Maria Yunita meninggal di RSUD TC Hillers Maumere sekitar pukul 23.00 Wita, Rabu (9/4/2025). Perempuan itu meninggal saat sedang melahirkan di rumah sakit itu.
“Dugaan sementara dari informasi yang saya dapati bahwa salah satu sebab kematian ibu dan anak itu karena tidak adanya dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere,” ujar Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT, Darius Beda Daton, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/4/2025).