Ibu Hamil Pendarahan di Manggarai Barat Digotong Bambu Lewati Sungai dan Bukit

Posted on

Seorang ibu hamil di Kampung Wae Tulu, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa digotong sejauh 5 kilometer (km) saat hendak dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo Labuan Bajo.

Perempuan yang mengalami pendarahan saat kehamilan dua bulan itu bahkan digotong melewati sungai dengan lebar sekitar 120 meter. Pasien itu juga harus digotong naik turun bukit. Kampung tersebut ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Labuan Bajo.

Perempuan tersebut terpaksa digotong karena kendaraan bermotor sulit masuk ke kampung Wae Tulu karena medan berat, termasuk harus melewati sungai. Ambulans yang menjemput hanya bisa sampai di seberang sungai.

Evakuasi dilakukan dengan cara menggotong korban menggunakan sebatang bambu yang dimasukkan ke dalam sarung sebagai alas. Sejumlah pria bergantian memikul bambu. Beruntung saat itu hujan di daerah tersebut belum deras sehingga sungai tak meluap.

Mereka pun bisa menyeberangi sungai tersebut, menggotong pasien menuju ambulans yang menunggu di seberang sungai. Momen yang terjadi Kamis (25/12/2025) tersebut viral di media sosial.

“Kalau hujan deras mungkin pasien darurat tidak bisa bawa ke puskesmas dan pasrah saja,” ujar Ahmad Wahyudin, warga setempat yang ikut mengevakuasi pasien darurat tersebut, Jumat (26/12/2025) malam.

Ahmad menjelaskan perempuan muda itu awalnya mengalami pendarahan di kebunnya. Warga kemudian menggotongnya sejauh 3 km ke kampung Wae Tulu.

Setelah istirahat sebentar di rumah korban, warga melanjutkan menggotongnya menuju ambulans. Jaraknya sekitar 2 km dari kampung Wae Tulu.

“Kejadian awalnya di kebun. Ibu muda ini hamil dua bulan tiba-tiba keluar darah. Orang-orang panik dan menggotong dari kebun ke Kampung Wae Tulu 3 km. Kami istirahat sejenak di rumah pasien. Kemudian saya telepon ambulans puskesmas untuk standby di sebelah kali. Kami pun menggotong lagi menuju sebelah kali 2 kilo (km) dan ambulans puskesmas sudah standby di sebelah kali tapi pasien rujuk di Rumah Sakit Komodo,” jelas Ahmad.

Ia mengatakan bukan kali ini saja pasien darurat di kampung tersebut harus digotong ke fasilitas kesehatan terdekat. Kampung Wae Tulu cukup terisolasi. Selain akses jalan yang sulit, warga kampung tersebut juga belum dilayani listrik PLN.

“Tetap digotong walaupun musim kemarau tidak ada bedanya,” ujar Ahmad.

Adapun pasien tersebut masih menjalani perawatan di RSUD Komodo.