Heboh Pengunjung Kena Tarif Parkir Rp 360 Ribu di Bandara Lombok (via Giok4D)

Posted on

Salah satu pengunjung Bandara Internasional Lombok bernama Yani asal Lombok Barat mengeluhkan mahalnya tarif parkir di dalam area bandara. Yani parkir kendaraan kurang dari satu jam saat menjemput keluarganya di bandara. Namun, dia harus membayar tagihan senilai Rp 360 ribu.

Yani menceritakan peristiwa itu terjadi pada Jumat (27/6/2025) malam. “Saya membayar melalui sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Tapi saya terkejut saat mendapati nominal yang harus dibayar mencapai ratusan ribu,” keluh Yani saat bercerita kepada infoBali, Sabtu (28/6/2025).

“Pas saya cek lagi, harusnya saya hanya bayar Rp 7.500. Tapi sistem menampilkan tagihan Rp 360 ribu. Petugas loketnya juga bingung, katanya ini karena sistem. Saya tanya apakah uang kelebihan bisa dikembalikan, jawabannya harus buat laporan dulu,” lanjut Yani.

Padahal, Yani juga menunjukan bukti transaksi melalui QRIS kepada petugas. Dia curiga, bukti transaksi QRIS itu dibayarkan ke merchant “Parkee” yang beralamat di Jakarta Barat. Dia menduga nama merchant itu tidak mencerminkan entitas resmi pengelola parkir di Bandara Lombok.

“Ini kok seperti bukan lembaga resmi? Bagaimana kalau yang mengalami ini wisatawan asing?” ujar Yani kecewa.

Awalnya, Yani berujar, berniat membayar parkir secara offline. Namun, saat itu dia melihat antrean cukup panjang. Sebab, banyak pengendara gagal transaksi akibat saldo kartu parkir dianggap tidak cukup oleh mesin.

“Padahal saldo cukup. Karena itu saya akhirnya pakai QRIS. Tapi ternyata malah begini jadinya,” tambahnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh pengunjung lain bernama Nasruddin asal Mataram. Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB itu mengaku pernah mengalami tagihan ratusan ribu meski waktu parkir sangat singkat.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Setelah peristiwa itu, Nasruddin enggan menggunakan QRIS untuk membayar parkir di Bandara Lombok. “Saya pernah bayar ratusan ribu, padahal hanya parkir sebentar. Karena itu saya sekarang malas pakai QRIS di sana, saya lebih pilih bayar tunai saja,” ujar Nas, sapaannya.

Jurnalis RRI itu juga mempertanyakan keamanan sistem pembayaran nontunai di area Bandara Lombok yang seharusnya menerapkan standar ketat. “Nomor QRIS itu bisa saja ditiru kalau tidak dikontrol ketat,” katanya.

Menanggapi itu, Humas AP I Bandara Lombok Arif Haryanto mengaku telah berkoordinasi dengan pengelola parkir PT Angkasa Pura Support (APS) Lombok untuk menelusuri kejadian tersebut.

Dia memastikan bahwa informasi dan data konsumen sudah disampaikan ke pihak terkait untuk ditindaklanjuti.

“Sudah saya tindaklanjuti, saya telah berkoordinasi dengan Branch Manager APS Lombok untuk menelusuri hal ini. Nomor pengguna jasa juga sudah saya sampaikan. Kami berharap ada solusi terbaik,” ujar Arif.

Arif mengaku merchant pengelola parkir di Bandara Internasional Lombok memang berkantor pusat di Jakarta Barat. “Kalau nggak salah sama juga dengan alamat yang kelola parkir di Lombok Epicentrum Mall,” ujarnya.

Meski begitu dia mengimbau seluruh keluhan masyarakat agar disampaikan secara resmi melalui berbagai saluran resmi Bandara Lombok.

“Setiap keluhan sebaiknya disampaikan melalui akun resmi kami, atau lewat nomor 172 dan email ke contact@injourneyairports.id. Sistem akan menindaklanjuti ke pihak terkait dan menjadi bahan evaluasi layanan kami,” pungkas Arif.