Gunung Ile Lewotolok meletus sebanyak 40 kali sejak pagi hingga siang ini atau dari pukul 06.00-12.00 Wita. Gunung api di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu memuntahkan kolom abu 100-300 meter dengan warna asap putih dan kelabu.
“Meletus 40 kali dengan amplitudo 8,6-35,5 milimeter dan durasi 33-55 info,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Syawaludin, melalui keterangan resmi, Sabtu (19/7/2025).
Syawaludin mengatakan Gunung Ile Lewotolok kini masih berstatus Level III Siaga. Menurutnya, terdengar suara gemuruh saat gunung tersebut meletus. Ia meminta warga agar tidak panik ketika mendengar gemuruh hingga menyebabkan jendela rumah bergetar.
“Suara tersebut merupakan ciri aktivitas gunung api yang sedang dalam fase erupsi. Suara dentuman keras dapat mengakibatkan getaran yang kuat pada beberapa bagian bangunan terutama jendela kaca dan pintu,” imbuhnya.
Syawaludin mengingatkan warga di sekitar Gunung Ile Lewotolok untuk tidak memasuki dan melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer (km) dari pusat erupsi. Warga juga diimbau mewaspadai ancaman bahaya dari guguran longsoran lava dan awan panas.
“Untuk menghindari gangguan pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit,” imbuhnya.
Kepala Bandar Udara Wunopito Lewoleba, Sudarmana, memastikan erupsi Gunung Ile Lewotolok hari ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas penerbangan di Bandara Wunopito Lewoleba, Lembata. Ia menegaskan jalur penerbangan tetap beroperasi dan aman dari gangguan erupsi tersebut.
“Pesawat sudah normal, pagi tadi sudah turun (ke Lembata) dan sudah berangkat lagi (Kupang),” ujar Sudarmana, Sabtu.