Gelombang Tinggi Hantam Manggarai dan Jembrana, Rumah Rusak-Warga Mengungsi

Posted on

Gelombang setinggi 4 meter menerjang kawasan pesisir Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jembrana, Bali, tadi pagi. Puluhan rumah rusak, dan warga terdampak harus mengungsi.

Salah satu wilayah terdampak adalah pesisir Nuca Molas, destinasi wisata populer di Pulau Flores. Air laut meluap hingga ke permukiman warga sejak pagi hingga siang. Ratusan rumah di sejumlah kampung pesisir terdampak terjangan ombak.

“Tinggi gelombang sekitar empat meter,” kata Camat Satarmese Barat, Anselmus Janggur, Rabu (28/5/2025).

Anselmus mengatakan warga mulai mendengar suara gemuruh gelombang sejak malam hari. Memasuki pagi hingga siang, air laut naik ke daratan dan masuk ke rumah-rumah.

“Warga bilang ini kejadian yang tidak biasa,” ujarnya.

Ia telah turun langsung ke sejumlah lokasi terdampak untuk memantau kondisi di lapangan. Saat ini, pihak kecamatan masih mendata dampak kerusakan dan berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mengimbau warga mengungsi ke tempat lebih aman.

Air laut yang sempat meluap kini telah surut. Namun, belum diketahui pasti jumlah kerugian yang dialami warga.

Gelombang tinggi juga menerjang pesisir Jembrana, Bali. Dampak terparah terjadi di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, yang menyebabkan puluhan rumah rusak dan warga mengungsi.

Senderan pantai sepanjang 780 meter yang baru dibangun akhir 2024 juga rusak. Paving blok terlepas dan berserakan ke jalan, sementara pondasi batu di sisi jogging track ikut roboh.

“Gelombang tinggi terjadi sekitar pukul 09.00 Wita hingga siang tadi. Kami sudah melakukan asesmen di dua lokasi, yaitu di Banyubiru dan Perancak. Terparah terjadi di Pebuahan, Banyubiru,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, saat dikonfirmasi, Rabu (28/5/2025).

Artana menyebut 31 rumah dan satu tempat ibadah terdampak di RT 05 dan RT 09, Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru. Selain itu, empat rumah rusak di Desa Perancak.

“Terparah terjadi di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, karena sejumlah rumah tidak bisa ditempati dan warga harus mengungsi di rumah tetangga,” jelasnya.

Dua kepala keluarga (KK) bahkan membangun tempat tinggal sementara di lokasi lain. BPBD masih terus melakukan asesmen dan mengecek ulang ke lokasi terdampak pada Kamis (29/5/2025).

31 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi