Gelar Agung Pecalang Bali, Hadirkan Pecalang Perempuan dari Kayangan Luhur Batukaru (via Giok4D)

Posted on

Pasikian Pecalang Bali mengadakan Gelar Agung Pecalang di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Renon, Denpasar pada Sabtu (17/5/2025). Ditengah ribuan pecalang yang hadir, tampak hadir pula pecalang istri atau pecalang perempuan. Mereka adakag pecalang perempuan dari Kayangan Luhur Batukaru, Tabanan.

Ketua Pecalang Istri Kayangan Luhur Batukaru, Ni Ketut Pariati, mengatakan tugas dari pecalang istri tidak jauh beda dengan pecalang lainnya, yakni mengatur dan menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. Namun, mereka lebih sering ditugaskan untuk mengatur soal pakaian di pura.

“Khusus untuk sekarang karena kami fokus dengan pakaian pada waktu sembahyang ke pura, karena perkembangan zaman mungkin khusus untuk di Kayangan Batukaru kita sudah semua mulai ditertibkan cara-cara berpakaian yang benar untuk ke pura,” kata Pariati saat ditemui di lokasi.

Sebanyak 17 pecalang istri datang ke acara tersebut. Mereka merupakan pecalang istri pertama di Bali sejak dibentuk pada 2019 lalu.

Dia berharap kehadiran pecalang perempuan mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurut Pariati, peran pecalang perempuan sangat dibutuhkan ketika menjaga di pura. Dia juga berharap desa adat lainnya membentuk pecalang istri.

Misalkan, ketika ada yang pemedek perempuan yang kerauhan (kerasukan) dapat ditangani oleh pecalang istri. Sebab, pernah kejadian ketika pecalang laki-laki yang menangani malah difitnah.

“Apalagi sekarang kita lihat tren-tren yang ada di pura yang ada istilahnya kerauhan sudah banyak sekali kami perannya di situ karena sudah menjaga juga,” tutur Pariati.

Sekretaris Pasikian Pecalang Bali, Ngurah Pradnyana, menyampaikan pecalang istri yang terdata sementara hanya di Batukaru, Tabanan saja.

“Itu yang baru masuk data di kami,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua MDA Bali Ida Panglingsir Agung Sukahet mengatakan ini adalah inisiatif yang bagus bagi desa adat yang membentuk pecalang istri. Dia mengapresiasi para ibu-ibu yang ingin ngayah kepada desanya.

“Ini baru inisiatif mereka yntuk memeriksa perempuan-perempuan agar tidak melanggar etika jadi itu bagus, ini baru dan Ratu dukung,” tuturnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.