Endang Sulastri (41) alias Mami, wanita pemilik bar, warung, dan rental motor di Legian, Kuta, Badung, dibunuh secara sadis. Pelaku adalah suami tiri sekaligus karyawannya sendiri, Kamal Mopangga (33). Peristiwa itu terjadi di kamar kos korban, Jalan Pattimura, Legian, Badung, Bali. Sejumlah fakta mengerikan terungkap.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Sabtu (11/10/2025) sekitar pukul 23.30 Wita. Namun jasad Endang baru ditemukan dua hari kemudian, Senin (14/10/2025). Endang dikenal sebagai sosok yang berkecukupan dan royal terhadap warga sekitar lainnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Leher Digorok Tiga Kali
Kapolsek Kuta Kompol Agus Riwayanto Diputra mengungkapkan Kamal menggorok leher Endang sebanyak tiga kali hingga tewas. Kamal sendiri ditangkap di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), pada Rabu (15/10/2025).
“Digorok oleh tersangka memakai pisau sebanyak tiga kali. Tersangka sempat tidur dahulu seharian, baru terbang ke Bitung. Kamar korban dikunci dari luar oleh tersangka,” ungkap Agus saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Jumat (17/10/2025).
Saat dihadirkan dalam rilis media di Mapolres Denpasar, Jumat, Kamal hanya dapat menunduk sambil menahan perih seusai dua betisnya dihadiahi timah panas oleh polisi. Kamal dilumpuhkan karena mencoba saat akan ditangkap di Kota Bitung, Sulawesi Utara.
“Ya, kami lumpuhkan supaya nggak kabur lagi. Juga karena namanya bunuh (orang) itu sudah kasus extraordinary,” kata Agus.
Di Kota Bitung, Kamal bersembunyi di sebuah bangunan semipermanen, tempat nelayan beristirahat. Meski begitu, keberadaannya masih terendus polisi dari Polsek Kuta dan Resmob Polda Sulawesi Utara.
“Jadi, dia parkir motornya itu di tempat yang tersembunyi. Ya, di tempat parkir tapi nyempil,” kata Agus.
Jasad Endang baru diketahui oleh anak angkatnya, dua hari setelah dibunuh Kamal. Anak angkat Endang curiga karena Endang tidak keluar rumah sejak hari Minggu.
Anak angkat itu mencoba mencari Endang di kamarnya. Tapi kamarnya terkunci dari luar. Anak angkat Endang lalu melapor ke pecalang dan dan polisi.
Setelah kamar Endang didobrak, barulah jasad Endang ditemukan. Perempuan juragan rental motor itu ditemukan tewas membusuk dengan luka sayat sangat dalam di lehernya.
Emosi Setelah Dihina
Kamal yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi, itu mengungkapkan motifnya membunuh Endang. Dia mengaku emosi atas hinaan istri sirinya. Hal itu terjadi saat keduanya cekcok.
“Saya sudah bilang jangan hina marga dan suku Gorontalo,” kata Kamal saat dihadirkan dalam konferensi pers.
Kapolsek Kuta Kompol Agus Riwayanto Diputra mengatakan aksi keji itu bermula saat Kamal dan Endang baru pulang dari bar di Pantai Kuta. Sepanjang perjalanan dari bar menuju rumah kos Endang, dua pasutri siri itu cekcok.
Kamal, yang juga karyawan di bar milik Endang di Pantai Legian, dikritik kinerjanya oleh Endang. Hanya saja, Endang melontarkan kata kasar dan hinaan dalam kritikan yang dilontarkannya.
Dipicu hinaan itu, ada rencana Kamal menghabisi nyawa Endang. Rencana awal Kamal, melakukan aksi kejinya saat Endang tertidur. Kamal lalu pergi ke bar di Pantai Legian untuk mengambil pisau dapur.
“Sebelumnya memang (Endang dan Kamal) cekcok. Tersangka dihina, dikatai kasar secara rasis. Sehingga itu jadi motif tersangka untuk melakukan pembunuhan,” kata Agus.
Digorok Saat Pijat
Saat akan dibunuh, Endang belum tidur. Endang justru meminta Kamal memijat punggungnya. Saat itulah, Kamal melihat kesempatan itu dan langsung menggorok leher Endang sebanyak empat kali sayatan searah.
“Permintaan korban dimanfaatkan oleh tersangka. Digorok dari belakang pakai pisau yang disembunyikan di bawah bantal. Hasil autopsi, 60 persen saluran pernapasan terpotong. Ada kekerasan benda tajam sebanyak tiga kali,” ungkapnya.
Tidur Bareng Mayat Semalaman
Agus mengatakan setelah melakukan pembunuhan itu, Kamal sempat menginap semalaman bersama jasad Endang di kamar yang sama. Keesokan harinya, Kamal sempat menggasak kartu debit berisi saldo senilai US$ 400 dan laptop Endang, lalu terbang ke Kota Bitung, Sulawesi Utara.
“Tersangka sempat tidur dahulu seharian, baru terbang ke Belitung. Kamar korban dikunci dari luar oleh tersangka,” ungkap Agus.
Sampai di Kota Bitung, Kamal bersembunyi di sebuah bedeng semipermanen, tempat para nelayan beristirahat. Namun, pelariannya tetap terendus polisi.
Kamal akhirnya terciduk polisi dari Polsek Kuta dan Resmob Polda Sulawesi Utara. Kamal dihadiahi timah panas di kedua betisnya agar tidak kabur saat ditangkap di bedeng itu.
“Ya, kami lumpuhkan supaya nggak kabur lagi. Juga karena namanya bunuh (orang) itu sudah kasus extraordinary,” katanya.
Agus mengatakan Kamal dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati karena ada unsur perencanaan dalam kasus itu. Hasil penyelidikan hingga kasus itu terungkap, tidak ada keterlibatan orang lain.
“Nggak ada keterlibatan orang lain. Dia (tersangka) hanya sendiri,” tandas Agus.
Jasad Endang baru diketahui oleh anak angkatnya, dua hari setelah dibunuh Kamal. Anak angkat Endang curiga karena Endang tidak keluar rumah sejak hari Minggu.
Anak angkat itu mencoba mencari Endang di kamarnya. Tapi kamarnya terkunci dari luar. Anak angkat Endang lalu melapor ke pecalang dan dan polisi.
Setelah kamar Endang didobrak, barulah jasad Endang ditemukan. Perempuan juragan rental motor itu ditemukan tewas membusuk dengan luka sayat sangat dalam di lehernya.
Emosi Setelah Dihina
Kamal yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi, itu mengungkapkan motifnya membunuh Endang. Dia mengaku emosi atas hinaan istri sirinya. Hal itu terjadi saat keduanya cekcok.
“Saya sudah bilang jangan hina marga dan suku Gorontalo,” kata Kamal saat dihadirkan dalam konferensi pers.
Kapolsek Kuta Kompol Agus Riwayanto Diputra mengatakan aksi keji itu bermula saat Kamal dan Endang baru pulang dari bar di Pantai Kuta. Sepanjang perjalanan dari bar menuju rumah kos Endang, dua pasutri siri itu cekcok.
Kamal, yang juga karyawan di bar milik Endang di Pantai Legian, dikritik kinerjanya oleh Endang. Hanya saja, Endang melontarkan kata kasar dan hinaan dalam kritikan yang dilontarkannya.
Dipicu hinaan itu, ada rencana Kamal menghabisi nyawa Endang. Rencana awal Kamal, melakukan aksi kejinya saat Endang tertidur. Kamal lalu pergi ke bar di Pantai Legian untuk mengambil pisau dapur.
“Sebelumnya memang (Endang dan Kamal) cekcok. Tersangka dihina, dikatai kasar secara rasis. Sehingga itu jadi motif tersangka untuk melakukan pembunuhan,” kata Agus.
Digorok Saat Pijat
Saat akan dibunuh, Endang belum tidur. Endang justru meminta Kamal memijat punggungnya. Saat itulah, Kamal melihat kesempatan itu dan langsung menggorok leher Endang sebanyak empat kali sayatan searah.
“Permintaan korban dimanfaatkan oleh tersangka. Digorok dari belakang pakai pisau yang disembunyikan di bawah bantal. Hasil autopsi, 60 persen saluran pernapasan terpotong. Ada kekerasan benda tajam sebanyak tiga kali,” ungkapnya.
Tidur Bareng Mayat Semalaman
Agus mengatakan setelah melakukan pembunuhan itu, Kamal sempat menginap semalaman bersama jasad Endang di kamar yang sama. Keesokan harinya, Kamal sempat menggasak kartu debit berisi saldo senilai US$ 400 dan laptop Endang, lalu terbang ke Kota Bitung, Sulawesi Utara.
“Tersangka sempat tidur dahulu seharian, baru terbang ke Belitung. Kamar korban dikunci dari luar oleh tersangka,” ungkap Agus.
Sampai di Kota Bitung, Kamal bersembunyi di sebuah bedeng semipermanen, tempat para nelayan beristirahat. Namun, pelariannya tetap terendus polisi.
Kamal akhirnya terciduk polisi dari Polsek Kuta dan Resmob Polda Sulawesi Utara. Kamal dihadiahi timah panas di kedua betisnya agar tidak kabur saat ditangkap di bedeng itu.
“Ya, kami lumpuhkan supaya nggak kabur lagi. Juga karena namanya bunuh (orang) itu sudah kasus extraordinary,” katanya.
Agus mengatakan Kamal dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati karena ada unsur perencanaan dalam kasus itu. Hasil penyelidikan hingga kasus itu terungkap, tidak ada keterlibatan orang lain.
“Nggak ada keterlibatan orang lain. Dia (tersangka) hanya sendiri,” tandas Agus.






