Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), turun ke sejumlah retail untuk mengecek stok beras sejumlah merek. Pengecekan dilakukan soal maraknya peredaran beras oplosan sebagaimana diungkap oleh Kementerian Pertanian dan Polri.
“Hari ini Disdag Mataram turun ke tiga titik retail, ada dua retail lokal dan satu retail jaringan. Retail lokal ada Rubi dan Niaga, sementara retail jaringan di Lotte,” kata Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Disdag Kota Mataram, Sri Wahyunida, saat dikonfirmasi infoBali, Rabu (16/7/2025).
Pengecekan tiga retail ini dilakukan Disdag Mataram sebagai tindak lanjut laporan warga terkait kosongnya stok beras merek Sania dan beberapa merek lainnya. “(Setelah kami turun ternyata) masih banyak (stok beras premium) yang dipasang di depan (display). Misalkan saja merek Sania hingga Raja,” ujar Nida.
“Tadi hanya survei untuk melakukan benar apa tidak beras premium beberapa merek menghilang. Tetapi, ternyata merek Sania masih ada ditemukan. Besok kami akan koordinasi dan tindaklanjuti volumenya dengan bidang meteorologi terkait ukuran. Mungkin kami akan turun di retail berikutnya, terkait dengan ukuran atau volume beras,” beber Nida.
Nida menjelaskan Disdag Mataram mendapat informasi tidak ada komplain dari para customer kepada pihak retail terkait kabar kasus beras oplosan. Nida juga mengimbau kepada masyarakat Mataram agar tidak panik dan mudah menangkap isu beras oplosan.
“Masyarakat tidak usah panik, jangan cepat menangkap isu, harus melihat isu di lapangan. Isu di pusat belum tentu (di daerah juga sama). Nyatanya di lapangan kami menemukan beras yang masih normal kondisinya. Masyarakat nggak usah khawatir, kami masih menemukan beras masih ada, tetapi untuk takarannya akan kami tindak lanjuti besok,” tutur Nida.
Diberitakan sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri tengah memeriksa empat produsen beras terkait kasus dugaan pelanggaran mutu dan takaran. Di antaranya, Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).
Diberitakan sebelumnya, polisi tengah mengusut sejumlah produsen beras terkait dugaan pelanggaran mutu dan takaran. Hal ini tindaklanjut dugaan beras bermerek tersebut diduga dioplos.
Pengusutan tersebut dilakukan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri. Ada empat produsen yang diperiksa, yakni Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).
Sebanyak empat perusahaan itu mengelola sejumlah merek beras ternama di Indonesia, misalnya merek beras dari Wilmar Group, yakni Sania, Sovia dan Fortune. Lalu, merek beras produksi dari PT Food Station Tjipinang Jaya, FS Japonica, FS Setra Ramos, FS Beras Sego Pulen, FS Sentra Wangi, Alfamart Sentra Pulen hingga Indomaret Beras Pulen Wangi.
Berikutnya, merek beras dari PT Belitang Panen Raya, yakni untuk kualitas premium ada Raja Ultima, Raja Platinum, RajaKita, sementara kualitas ekonomis ada merek RAJA. Sementara, beras dari Japfa Group, yaitu merek Ayana.
Langkah kepolisian ini menindaklanjuti laporan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyatakan 212 merek beras yang terbukti melanggar. Sejauh ini, terdapat 10 produsen yang sudah diperiksa.
“Saya sampaikan, 212 kami sudah kirim merek yang tidak sesuai standar, mengurangi volume, mutunya tidak sesuai, kemudian tidak sesuai standar, kami sudah kirim ke Pak Kapolri langsung dan Pak Jaksa Agung langsung. Sekarang ini, pemeriksaan sudah berjalan. Pemeriksaan sekarang ini, tiga hari yang lalu. Mulai ada 10 perusahaan, yang terbesar itu sudah dipanggil oleh Reskrim Satgas Pangan,” ujar Amran kepada wartawan di Kantor Pusat Kementan, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2025).
Amran mengatakan, ini kesempatan emas untuk memberantas produsen yang tidak mengikuti ketentuan mengingat stok beras Indonesia yang melimpah. Ia juga meminta produsen beras untuk mengikuti standar kualitas dan mutu beras yang dijualnya.
“Jadi kami minta sekali lagi, kami minta semua yang merasa tidak sesuai standar, tolong diperbaiki. Karena itu Satgas Pangan akan bekerja sampai ke daerah,” jelasnya.