Cerita Turis Belanda Liburan di Tengah Cuaca Ekstrem Landa Bali

Posted on

Objek wisata air terjun Kanto Lampo nampak lenggang sepanjang area parkir, kawasan pedagang makanan hingga area ticketing pada siang hari, Rabu (17/9/2025). Beberapa wisatawan lokal yang justru terlihat keluar dari area parkir sepeda motor.

Namun tidak demikian begitu memasuki area air terjun. Wisatawan asing cukup ramai menunggu antrean untuk berfoto di dua air terjun utama berukuran besar maupun satu air terjun kecil dekat pintu masuk.

Menjelang sore hari sekitar pukul 15.30 Wita, antrean ticketing mulai mengular. Didominasi wisatawan asing, rata-rata datang berkelompok dengan maupun tidak dengan pemandu.

Salah satu di antaranya, berkebangsaan Jerman asal Belanda, Yoritz dan Coletta yang berkunjung ke Bali untuk berlibur. Mereka telah berjalan-jalan ke Denpasar, Gianyar, Bangli, dan Karangasem lebih dari sepekan.

“Ini kunjungan kedua saya setelah 30 tahun. Dalam ingatan saya, Bali itu indah. Tidak ada kekhawatiran untuk travel. Hanya saja keluarga dan kerabat di Belanda terus menanyakan kabar kami selama di Bali,” ujar Coletta.

Coletta menceritakan bahwa mereka tiba di Bali malam sebelum peristiwa banjir terjadi, tepatnya Selasa (9/9/2024). Situasi jalanan yang buruk, Coletta berujar, membuat mereka memutar untuk bisa sampai di hotel yang berada di kawasan Sanur. Sejak penerbangan pun cuaca yang dirasakan sangat ekstrem. Hujan, petir, dan guntur terus berdatangan.

Yoritz dan Coletta telah mengantisipasi kondisi tersebut sebelum berkunjung dengan mengecek cuaca di Bali serta melihat pemberitaan tentang Bali. Belanda sendiri juga tidak mengeluarkan peringatan maupun larangan berkunjung. Apalagi, sopir lokal dirasa keduanya sangat membantu kelancaran liburan mereka.

“Kami sangat percaya dengan sopir lokal kami. Berkatnya, kami selamat. Tentu ada hari-hari yang turun hujan, tapi itu tidak buruk. Ketika lihat tayangan Youtube, oh, itu di dekat kami, segera kami kunjungi,” tambah Yoritz.

Nengah Kapa, sOpir dari kedua turis asing tersebut, menambahkan bahwa jasanya dipesan selama 8 hari untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Bali. Namun, ada beberapa hari di mana turis asing tidak bepergian dan hanya tinggal di hotel karena peringatan cuaca ekstrem.

“Mereka berlibur selama 8 hari. Tapi, on-off. Ada hari cuma di hotel. Kan sebelum berkunjung saya pastikan dahulu tempat wisatanya apakah tutup, apakah aman dikunjungi,”jelas Kapa.

Salah seorang pedagang kelapa muda, Ima, juga menyebutkan bahwa objek wisata air terjun Kunto Lampo tetap ramai dikunjungi beberapa hari terakhir meski situasi banjir yang melanda sejumlah titik di Bali.

Hanya saja sempat ditutup bagi wisatawan selama 3 hari dari Rabu (10/9/2025). Musababnya, debit air yang ikut naik di kawasan air terjun. Ketika itu, dirinya kehilangan mata pencaharian sejenak.

“Turis itu tidak begitu memikirkan (banjir). Hujan saja tetap berkunjung. Cuma kemarin sempat tutup 3 hari pas hari banjir itu. Di sini airnya juga naik”, kata Ima.