Sederet peristiwa di Bali menarik perhatian pembaca selama sepekan terakhir. Salah satunya, bunuh diri mahasiswa Universitas Udayana (Unud), TAS (22). Kasus tersebut berbuntut panjang.
Sejumlah mahasiswa lain mendapat sanksi setelah ketahuan mengejek korban yang sudah meninggal. Nirempati mahasiswa lintas fakultas di Unud itu menuai kemarahan publik.
Selanjutnya, ada polemik Pantai Tanjung Benoa disewakan seharga Rp 1,3 miliar kepada salah satu resor. Sewa tersebut berlaku selama lima tahun hingga 2030 mendatang.
Sementara itu, di Nusa Penida, Klungkung, seorang turis Prancis ditemukan tewas. Korban sebelumnya terseret arus saat berenang. Sejumlah orang di lokasi kejadian berupaya menolong, tapi gagal.
Di Canggu, Kuta Utara, Badung, aksi dua waria bikin heboh warga dan wisatawan. Mereka terlibat adu fisik di jalanan. Adu jotos, tendangan, hingga jambak rambut menjadi tontonan gratis. Berikut rangkuman berita terpopuler selama sepekan terakhir dalam rubrik Bali Sepekan di infoBali.
Pantai Tanjung Benoa Disewa Rp 1,3 Miliar
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung buka suara terkait polemik pemanfaatan lahan pantai dan penanaman pohon kelapa di pantai kawasan Tanjung Benoa, Kuta Selatan. Pemkab Badung menegaskan kawasan tersebut adalah aset daerah yang tercatatkan dan disewakan secara sah kepada The Sakala Resort Bali untuk kegiatan komersial.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menegaskan area pantai di Tanjung Benoa merupakan salah satu aset yang tercatat dalam aset daerah. Oleh karena itu, Adi menegaskan pemanfaatannya wajib dikenakan biaya sewa. Ketentuan itu juga diatur Permendagri Nomor 19 Tahun 2016.
“Apa yang ada di Tanjung Benoa itu adalah merupakan aset yang tercatat dalam aset daerah. Sehingga terhadap pemanfaatan aset daerah sesuai dengan Permendagri 19 Tahun 2016 itu harus disewakan, tidak boleh gratis, ya disewakan,” kata Adi Arnawa ditemui di Puspem Badung, Selasa (14/10/2025).
Adi juga mengklarifikasi bahwa yang meneken perjanjian sewa itu bukan dilakukan oleh dirinya. Melainkan Sekda Badung Ida Bagus Surya Suamba yang dalam posisinya sebagai kuasa pengelola aset daerah.
“Yang menandatangani perjanjian itu bukan saya. Bukan saya, ingat. Itu salah besar itu. Yang menandatangani adalah Sekda, bukan saya. Tentunya Sekda sekarang, Pak Surya Suamba,” tegasnya.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Aset Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Badung, I Kadek Oka Parmadi, menjelaskan perjanjian sewa ini dilakukan dalam rangka optimalisasi aset milik daerah. Dijelaskan, setiap bentuk pemanfaatan pantai oleh pihak-pihak yang bersifat profit atau komersial harus dilakukan dengan pemerintah daerah.
“Dalam hal ini, hasil sewa pemanfaatan lahan sepenuhnya masuk ke kas daerah melalui mekanisme transfer nontunai. Semua pembayaran cashless, secara elektronik demi menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah,” jelas Kadek Oka Parmadi.
Oka memaparkan perjanjian sewa lahan seluas 2.600 meter persegi di pantai posisi P122 Kuta Selatan tersebut berlaku selama 5 tahun dan diteken sejak 30 September 2025. Total nilai sewanya mencapai Rp 1,3 miliar dan sudah disetor seluruhnya di awal ke kas daerah.
“Seluruh hasil sewa tersebut akan menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Itu tercatat dalam APBD Kabupaten Badung,” sambung dia.
Oka menjamin pemanfaatan kawasan itu tidak boleh menutup akses publik, terutama kepentingan masyarakat setempat. Dalam ketentuan sewa itu, berlaku untuk pemanfaatan pantai yang bersifat profit atau komersial dan tidak menutup kepentingan umum.
Penyewa hanya memanfaatkan view dan ruang pantai untuk kegiatan ekonomi yang dilakukan penyewa dan sifatnya nonpermanen. Seperti pemasangan atau penyewaan daybed, kursi payung, atau fasilitas nonpermanen lainnya.
“Penyewa nggak boleh menutup akses publik ke pantai. Sedangkan masyarakat umum yang hanya duduk-duduk atau main bola, itu ya gratis lah ini. Kami tidak pungut. Yang kami punguti adalah yang bersifat profitnya,” jelasnya.
Terkait penanaman pohon kelapa, Oka Parmadi memandang hal tersebut sebagai bentuk kewajiban penyewa menjaga keasrian lingkungan sekitar. Ia memastikan tidak ada ruang privat yang ditimbulkan atas penanaman pohon itu.
“Mereka menanam pohon. Ya, menanam pohon ini kami maknai juga sebagai kewajiban dari pengelola untuk memelihara lingkungan, untuk istilahnya supaya asri,” tutup Oka Parmadi.
Bunuh Diri Mahasiswa Unud
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, mengeluarkan mahasiswa Universitas Udayana (Unud) yang mengejek korban bunuh diri dari program koas. Sikap nirempati mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud itu dinilai menimbulkan citra buruk bagi rumah sakit dan kampus.
“RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah I Wayan Sudana melalui keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).
Koas atau co-assistant adalah program keprofesian bagi mahasiswa kedokteran melalui tahap pendidikan klinis di rumah sakit. Menurut Sudana, mahasiswa yang terbukti bersalah dan melanggar etika akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
RSUP Prof Ngoerah, dia melanjutkan, berupaya menciptakan ruang belajar dan kerja yang aman, beretika, dan saling menghargai. Ia menegaskan sikap para mahasiswa yang mengikuti program koas tersebut tidak mewakili RS Prof Ngoerah.
“Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah,” imbuh Sudana.
Manager Hukum dan Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan belum dapat menyampaikan nama-nama mahasiswa yang diduga melanggar etika atau melakukan perundungan itu. Namun, dia menyebut ada tiga mahasiswa program koas yang diduga melakukan perundungan terhadap korban bunuh diri.
“Kalau nama kami belum berani sebut ya, karena masih pendalaman dari Unud,” ujar Dewa.
Seperti diketahui, TAS (22), mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi FISIP Unud meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10/2025). Polisi memastikan korban melompat dari lantai empat, bukan lantai dua seperti kabar yang sempat beredar.
Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi mengatakan korban sempat terlihat panik sebelum kejadian. Menurutnya, saksi melihat TAS muncul dari arah pintu lift dengan menggendong tas ransel dan memakai baju putih.
“Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” ujar Sukadi, Kamis (16/10).
TAS tergeletak di depan lobi kampus FISIP Unud setelah melompat dari lantai empat. Ia sempat dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, tetapi nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.
Seusai kematian TAS, sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa beredar di media sosial. Dalam percakapan itu, sejumlah mahasiswa lintas fakultas seperti FISIP, FKP, dan Kedokteran menertawakan kematian TAS. Mereka bahkan mengolok-olok dan membandingkan fisiknya dengan kreator konten Kekeyi.
Sikap nirempati itu memicu gelombang kemarahan publik. Banyak mahasiswa Unud dan warganet menilai tindakan tersebut tak pantas dilakukan, apalagi oleh sesama mahasiswa kampus ternama. Ironisnya, beberapa pelaku justru aktif di organisasi kemahasiswaan.
Turis Prancis Tewas Terseret Ombak
Seorang turis asal Prancis, Alena Andreeva Oparina (32), tewas setelah terseret ombak di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Rabu (15/10/2025).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Nyoman Sidakarya mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 13.40 Wita dari Babinsa Desa Bunga Mekar.
“Laporan yang kami terima dari Bapak Ketut Suantara selaku Babinsa Desa Bunga Mekar menyebutkan korban yang terseret arus sudah dalam keadaan meninggal dunia dan dibutuhkan bantuan evakuasi membawa naik ke atas tebing,” jelas Sidakarya dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Menurut informasi, Alena diketahui berenang sekitar pukul 13.00 Wita. Tak lama kemudian, dia terseret ombak kuat. Sejumlah orang di lokasi sempat berupaya menolongnya, namun gagal.
“Tim SAR gabungan cukup kelelahan membawa korban naik tangga yang sempit dan curam,” tambah Sidakarya.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Alena dibawa ke Klinik Nusa Medika menggunakan ambulans.
Heboh Duel Waria di Canggu
Dua orang yang diduga waria atau lady boy terlibat keributan di jalanan Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali. Duel sengit waria yang saling jambak hingga tersungkur di jalan itu viral di media sosial (medsos).
Berdasarkan video yang beredar, perkelahian dua waria itu tampak disaksikan banyak orang di sekitar lokasi. Tampak dua sosok yang diduga waria saling serang dan terlibat adu fisik di tepi jalan.
Kedua waria itu mengenakan rok mini. Satu orang mengenakan baju merah muda, satunya lagi memakai singlet hitam. Salah satu yang terjatuh di aspal tak berdaya setelah ditendang berulang kali oleh lawannya.
Kapolsek Kuta Utara Kompol I Ketut Agus Pasek Sudina membenarkan adanya perkelahian tersebut. Menurutnya, duel waria itu terjadi di depan sebuah kelab malam di Canggu beberapa waktu lalu.
“Memang benar keributan terekam di video viral itu. Kejadiannya lama, Kamis (9/10/2025) sekitar pukul 05.00 Wita, di depan sebuah kelab di Jalan Pantai Berawa, Canggu,” ujar Agus saat dikonfirmasi, Kamis.
Agus menjelaskan keributan itu melibatkan dua orang laki-laki yang berpenampilan seperti wanita. Menurutnya, seorang sekuriti di antaranya di lokasi mengatakan keributan itu berlangsung singkat.
“Saksi itu melihat langsung dua orang itu berkelahi, sebentar saja. Penyebabnya nggak diketahui pasti,” imbuh Agus.
Tak lama kemudian, salah satu dari mereka meninggalkan lokasi ke arah timur menuju Jalan Pantai Berawa. Sementara lawan satunya juga pergi. Agus menegaskan keributan itu tidak dilaporkan ke polisi.
“Nggak ada pengunjung atau pihak keamanan yang sempat turut campur dan situasi normal setelah kejadian. Keributan ringan, nggak ada masuk laporan resmi,” pungkasnya.
Bunuh Diri Mahasiswa Unud
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, mengeluarkan mahasiswa Universitas Udayana (Unud) yang mengejek korban bunuh diri dari program koas. Sikap nirempati mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud itu dinilai menimbulkan citra buruk bagi rumah sakit dan kampus.
“RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah I Wayan Sudana melalui keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).
Koas atau co-assistant adalah program keprofesian bagi mahasiswa kedokteran melalui tahap pendidikan klinis di rumah sakit. Menurut Sudana, mahasiswa yang terbukti bersalah dan melanggar etika akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
RSUP Prof Ngoerah, dia melanjutkan, berupaya menciptakan ruang belajar dan kerja yang aman, beretika, dan saling menghargai. Ia menegaskan sikap para mahasiswa yang mengikuti program koas tersebut tidak mewakili RS Prof Ngoerah.
“Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah,” imbuh Sudana.
Manager Hukum dan Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan belum dapat menyampaikan nama-nama mahasiswa yang diduga melanggar etika atau melakukan perundungan itu. Namun, dia menyebut ada tiga mahasiswa program koas yang diduga melakukan perundungan terhadap korban bunuh diri.
“Kalau nama kami belum berani sebut ya, karena masih pendalaman dari Unud,” ujar Dewa.
Seperti diketahui, TAS (22), mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi FISIP Unud meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung FISIP Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10/2025). Polisi memastikan korban melompat dari lantai empat, bukan lantai dua seperti kabar yang sempat beredar.
Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi mengatakan korban sempat terlihat panik sebelum kejadian. Menurutnya, saksi melihat TAS muncul dari arah pintu lift dengan menggendong tas ransel dan memakai baju putih.
“Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” ujar Sukadi, Kamis (16/10).
TAS tergeletak di depan lobi kampus FISIP Unud setelah melompat dari lantai empat. Ia sempat dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar, tetapi nyawanya tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.
Seusai kematian TAS, sejumlah tangkapan layar percakapan grup mahasiswa beredar di media sosial. Dalam percakapan itu, sejumlah mahasiswa lintas fakultas seperti FISIP, FKP, dan Kedokteran menertawakan kematian TAS. Mereka bahkan mengolok-olok dan membandingkan fisiknya dengan kreator konten Kekeyi.
Sikap nirempati itu memicu gelombang kemarahan publik. Banyak mahasiswa Unud dan warganet menilai tindakan tersebut tak pantas dilakukan, apalagi oleh sesama mahasiswa kampus ternama. Ironisnya, beberapa pelaku justru aktif di organisasi kemahasiswaan.
Turis Prancis Tewas Terseret Ombak
Seorang turis asal Prancis, Alena Andreeva Oparina (32), tewas setelah terseret ombak di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Rabu (15/10/2025).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Nyoman Sidakarya mengatakan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 13.40 Wita dari Babinsa Desa Bunga Mekar.
“Laporan yang kami terima dari Bapak Ketut Suantara selaku Babinsa Desa Bunga Mekar menyebutkan korban yang terseret arus sudah dalam keadaan meninggal dunia dan dibutuhkan bantuan evakuasi membawa naik ke atas tebing,” jelas Sidakarya dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Menurut informasi, Alena diketahui berenang sekitar pukul 13.00 Wita. Tak lama kemudian, dia terseret ombak kuat. Sejumlah orang di lokasi sempat berupaya menolongnya, namun gagal.
“Tim SAR gabungan cukup kelelahan membawa korban naik tangga yang sempit dan curam,” tambah Sidakarya.
Setelah berhasil dievakuasi, jenazah Alena dibawa ke Klinik Nusa Medika menggunakan ambulans.
Heboh Duel Waria di Canggu
Dua orang yang diduga waria atau lady boy terlibat keributan di jalanan Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali. Duel sengit waria yang saling jambak hingga tersungkur di jalan itu viral di media sosial (medsos).
Berdasarkan video yang beredar, perkelahian dua waria itu tampak disaksikan banyak orang di sekitar lokasi. Tampak dua sosok yang diduga waria saling serang dan terlibat adu fisik di tepi jalan.
Kedua waria itu mengenakan rok mini. Satu orang mengenakan baju merah muda, satunya lagi memakai singlet hitam. Salah satu yang terjatuh di aspal tak berdaya setelah ditendang berulang kali oleh lawannya.
Kapolsek Kuta Utara Kompol I Ketut Agus Pasek Sudina membenarkan adanya perkelahian tersebut. Menurutnya, duel waria itu terjadi di depan sebuah kelab malam di Canggu beberapa waktu lalu.
“Memang benar keributan terekam di video viral itu. Kejadiannya lama, Kamis (9/10/2025) sekitar pukul 05.00 Wita, di depan sebuah kelab di Jalan Pantai Berawa, Canggu,” ujar Agus saat dikonfirmasi, Kamis.
Agus menjelaskan keributan itu melibatkan dua orang laki-laki yang berpenampilan seperti wanita. Menurutnya, seorang sekuriti di antaranya di lokasi mengatakan keributan itu berlangsung singkat.
“Saksi itu melihat langsung dua orang itu berkelahi, sebentar saja. Penyebabnya nggak diketahui pasti,” imbuh Agus.
Tak lama kemudian, salah satu dari mereka meninggalkan lokasi ke arah timur menuju Jalan Pantai Berawa. Sementara lawan satunya juga pergi. Agus menegaskan keributan itu tidak dilaporkan ke polisi.
“Nggak ada pengunjung atau pihak keamanan yang sempat turut campur dan situasi normal setelah kejadian. Keributan ringan, nggak ada masuk laporan resmi,” pungkasnya.
