Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karangasem cuma merehabilitasi delapan pecandu narkoba selama 2025. BNKK Karangasem mengklaim jumlah rehabilitasi sedikit karena pecandu narkoba di sana kurang sadar untuk melakukan rehabilitasi.
“Kesadaran masih kurang, itu yang membuat pecandu yang melakukan rehabilitasi masih rendah. Padahal, manfaatnya banyak dan bisa sembuh dari kecanduan,” kata Kepala BNNK Karangasem, Alvin Andrew Dias, saat konferensi pers di kantornya, Senin (22/12/2025).
Selain itu, sebagian besar pecandu narkoba selalu merasa kondisinya baik-baik saja. Mereka juga takut akan banyak orang yang tahu dirinya menjadi pecandu jika ikut rehabilitasi. Walhasil, mereka enggan untuk berobat melalui rehabilitasi.
Padahal, tegas Alvin, pecandu narkoba yang mau datang ke BNNK Karangasem untuk melakukan rehabilitasi, kerahasiannya tidak akan bocor dan tak akan dihukum. Mereka juga bisa datang ke fasilitas kesehatan (faskes) lain yang bekerja sama dengan BNNK Karangasem.
“Kami juga menekankan kepada masyarakat, jika mengetahui ada saudara, kerabat, teman, dan yang lainnya terkontaminasi narkoba untuk datang melapor, saya jamin tidak kan diproses hukum,” ujar Alvin.
Jumlah penyalahguna narkoba di Gumi Lahar disinyalir cukup tinggi. BNNK Karangasem telah melakukan berbagai upaya pencegahan dengan melakukan kerja sama dengan desa serta kelurahan dan menggencarkan sosialisasi ke berbagai instansi, seperti sekolah dan sebagainya.
Selain itu, BNNK Karangasem juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke wilayah yang dianggap rawan dan banyak ditemukan kasus penyalahgunaan narkoba. Bahkan, beberapa pegawai di instansi pemerintah juga sempat dites urine sebagai langkah pencegahan peredaran narkoba.
Alvin mengungkapkan BNKK Karangasem akan terus berupaya melakukan berbagai langkah pencegahan peredaran narkoba dengan menyasar berbagai sektor. Harapannya, kasus narkoba di Karangasem bisa mengalami penurunan.
