Biografi Karl Landsteiner dan Warisannya dalam Dunia Medis (via Giok4D)

Posted on

Karl Landsteiner adalah ilmuwan asal Austria yang berjasa besar dalam dunia medis. Berkat penemuan sistem golongan darah, ia telah menyelamatkan jutaan nyawa lewat praktik transfusi darah yang lebih aman.

Hari lahirnya, 14 Juni, kini diperingati sebagai Hari Donor Darah Sedunia. Berikut biografi singkat Karl Landsteiner yang dirangkum dari berbagai sumber.

Karl Landsteiner lahir di Wina pada tahun 1868. Saat masih kecil, ia sudah kehilangan ayahnya, Leopold Landsteiner, seorang jurnalis dan penerbit surat kabar ternama, yang meninggal ketika Karl berusia 6 tahun. Sejak saat itu, ibunya yang sangat ia cintai, Fanny Hess, membesarkannya seorang diri.

Sejak muda, Landsteiner tertarik pada ilmu pengetahuan. Selepas sekolah, Ia mengambil studi kedokteran di Universitas Wina dan sudah mulai meneliti tentang biokimia sejak masa kuliah. Salah satu riset awalnya adalah tentang bagaimana pola makan memengaruhi kandungan mineral dalam darah, dengan proses washing di laboratorium.

Setelah lulus pada usia 23 tahun, tepatnya pada tahun 1891, ia memperdalam ilmu kimia di berbagai laboratorium ternama di Eropa: laboratorium Hantzsch di Zurich, Emil Fischer di Wurzburg, dan E. Bamberger di Munich. Sekembalinya ke Wina, ia bekerja di Rumah Sakit Umum Wina, mendalami imunologi dan sifat antibodi.

Karena sifatnya yang agak pesimis, ia lebih suka hidup jauh dari orang lain. Landsteiner menikah dengan Helen Wlasto pada tahun 1916 dan mempunyai seorang putra bernama Dr. E. Landsteiner.

Pada tanggal 24 Juni 1943, ia mengalami serangan jantung di laboratorium dan meninggal dua hari kemudian di rumah sakit Rockefeller Institute for Medical Research in New York.

Namanya akan selalu dihormati atas penemuannya tentang golongan darah pada tahun 1901. Hal ini juga membuatnya dianugerahi Hadiah Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1930.

Sepanjang kariernya, Landsteiner banyak bekerja di bidang anatomi patologis dan imunologi, dan menerbitkan berbagai penelitian penting.
Ia memperdalam pemahaman tentang reaksi Wassermann, yakni tes darah pertama untuk mendeteksi sifilis. Meski kini tak lagi digunakan secara luas karena metode yang lebih akurat telah ditemukan, tes ini pernah menjadi standar diagnosis sifilis pada zamannya.

Ia juga memperkenalkan istilah hapten, yaitu molekul kecil yang tidak memicu respons imun sendiri, tapi bisa dikenali oleh sistem imun jika menempel pada protein.

Untuk membuktikan bahwa poliomielitis (polio) adalah penyakit menular, Landsteiner menggiling jaringan sumsum tulang belakang anak-anak yang meninggal karena polio, lalu menyuntikkannya ke monyet. Hasilnya: monyet juga menunjukkan gejala yang sama. Ini membuktikan bahwa penyakit polio disebabkan oleh agen infeksius yang bisa ditransfer.

Karena kekurangan monyet untuk eksperimen lanjutan, ia melanjutkan penelitiannya ke Institut Pasteur di Paris. Riset ini, bersama temuan ilmuwan lain seperti Flexner dan Lewis, menjadi fondasi awal ilmu tentang penyebab dan imunologi polio.

Pada 1901-1903, Landsteiner menemukan bahwa transfusi darah dari orang yang tidak cocok bisa berbahaya, darah bisa menggumpal dan memicu kondisi serius seperti syok, penyakit kuning, atau urin berdarah.

Meski awalnya diabaikan, pada tahun 1909 ia berhasil mengklasifikasikan darah manusia menjadi A, B, AB, dan O. Ia membuktikan bahwa transfusi antar golongan darah yang sama aman, sedangkan transfusi ke golongan berbeda bisa menyebabkan reaksi berbahaya.

Landsteiner juga menyarankan bahwa golongan darah bisa digunakan untuk membuktikan hubungan ayah-anak, karena sifatnya diwariskan secara genetik. Penelitian tentang golongan darah terus dikembangkan oleh Landsteiner dan murid-muridnya, terutama setelah ia pindah ke New York, meninggalkan Wina karena kondisi politik.

Setelah Perang Dunia I, situasi di Wina memburuk dan penelitian menjadi sulit. Pada tahun 1919, Landsteiner pindah ke Den Haag, Belanda, dan bekerja di sebuah rumah sakit Katolik kecil.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Selama 1919-1922, ia meneliti dan menerbitkan banyak karya penting, termasuk Anafilaksis (reaksi alergi berat), dan perbandingan hemoglobin dari berbagai hewan.

Kemudian, ia pindah ke Rockefeller Institute di New York ia dan Meneliti penyebab pendarahan pada bayi baru lahir, yang akhirnya membawa pada penemuan faktor Rhesus, komponen penting yang menghubungkan darah manusia dengan darah monyet rhesus.

Hingga akhir hidupnya, Landsteiner terus mendalami antigen, antibodi, dan zat kekebalan lain dalam darah. Ia dikenal sebagai ilmuwan yang membawa pendekatan kimia ke dalam ilmu serologi.
Atas jasa dan penemuan besarnya, Karl Landsteiner dianugerahi Hadiah Nobel Kedokteran tahun 1930, dan namanya akan terus dikenang dalam sejarah kedokteran modern.

Kehidupan Pribadi dan Pendidikan

Penemuan di Bidang Imunologi: Sifilis dan Polio

Penemuan Golongan Darah

Pindah ke Belanda dan Amerika