Tujuh warga mengakui memalak wisatawan asal Jakarta di Padang Savana Mausui di Kelurahan Watu Nggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka memungut retribusi dan meminta bayaran penggunaan drone kepada wisatawan tersebut.
Pengakuan ini disampaikan saat klarifikasi di Mapolres Manggarai Timur. Kapolres Manggarai Timur AKBP Suryanto menjelaskan bahwa tujuh warga berdalih memungut retribusi untuk kebersihan dan perbaikan akses jalan masuk ke Padang Savana Mausui.
“Hasil klarifikasi bahwa yang bersangkutan memang meminta uang retribusi masuk area tersebut untuk kebersihan secara sukarela,” kata Suryanto, Minggu (15/6/2025).
Ia mengatakan mereka juga meminta Rp 300 ribu kepada wisatawan jika ingin menerbangkan drone di Padang Savana Mausui. Pengakuan mereka, kata Suryanto, permintaan uang itu sebagai cara melarang wisatawan menerbangkan drone di sana. Mereka pada akhirnya tidak menerima uang tersebut.
“Yang bersangkutan tidak menerima uang drone Rp 300 ribu yang disebutkan dalam video tersebut. Yang bersangkutan menyampaikan permintaan uang Rp 300 ribu hanya untuk melarang sehingga tamu wisatawan tidak jadi menerbangkan drone,” ungkap Suryanto.
Ia mengatakan tujuh warga tersebut memungut retribusi kepada wisatawan karena Padang Savana Mausui adalah tanah ulayat masyarakat adat setempat. Itu bukan destinasi wisata yang ada pengelolanya. Uang hasil pungutan itu untuk perbaikan jalan masuk kawasan tersebut.
“Mereka menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan berada di atas area tanah ulayat suku mereka. Permintaan retribusi untuk penggantian perbaikan jalan masuk yang mereka perbaiki karena sebelumnya sudah terputus serta tidak bisa dilalui kendaraan,” jelas Suryanto.
Dalam klarifikasi tersebut, ujar dia, mereka menegaskan bahwa memungut retribusi kepada wisatawan atas inisiatif sendiri. Tak ada yang menggerakkan mereka dan tak ada setoran hasil pungutan kepada pihak tertentu.
“Mereka menyampaikan bahwa tidak ada backing atau memberikan sejumlah uang kepada pemerintah daerah maupun penegak hukum,” ujar Suryanto.
Ia mengatakan tujuh warga tersebut telah dipulangkan. Tak ada proses hukum terhadap mereka. Sebab tindakan mereka dilakukan di tanah ulayat milik warga setempat.
“Mereka melakukan hal tersebut di atas tanah ulayat suku mereka. Statusnya kami hanya memberikan imbauan saja, persuasif,” kata dia.
Kendati demikian, Suryanto telah meminta mereka untuk tidak memalak kepada wisatawan yang berkunjung ke Padang Savana Mausui. Ia juga menyampaikan bahwa pungutan retribusi harus ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
“Aturan uang retribusi harus ditetapkan dengan peraturan daerah sehingga akan mendorong untuk menyampaikan hal tersebut dalam rapat Forkopimda,” kata Suryanto.
Ia juga telah memerintahkan anggotanya untuk melakukan patroli pada akhir pekan di Padang Savana Mausui untuk menjaga situasi keamanan di sana.
“Kami menjaga situasi kamtibmas agar kondusif dan memerintahkan Polsek untuk selalu hadir atau patroli pada saat weekend ke area-area tersebut,” tandas Suryanto.
Diberitakan sebelumnya, seorang wisatawan asal Jakarta mengaku dipalak oleh warga lokal saat mengunjungi Padang Savana Mausui. Kisahnya viral setelah diunggah lewat akun TikTok @vesmet_journey pada 12 Juni 2025.
Dalam video tersebut, wisatawan itu menyebut dirinya datang ke Padang Mausui dengan sepeda motor dari Jakarta. Ia mengaku sebelumnya mendapat informasi bahwa kunjungan ke Padang Mausui tidak dikenakan tiket masuk atau retribusi.
Namun, setibanya di lokasi, ia didatangi oleh seseorang yang mengaku sebagai pemuda setempat. Orang tersebut meminta retribusi sebesar Rp 25.000 per orang. Wisatawan itu mengaku membayar karena nominalnya masih terjangkau.
Namun tak berhenti di situ, wisatawan itu juga mengaku diminta membayar Rp 300.000 jika ingin menerbangkan drone. Alasannya, agar tidak mengganggu satwa di kawasan tersebut. Anehnya, warga itu juga menawarkan untuk mengantar ke lokasi yang banyak satwanya setelah membayar pungutan drone.
“Mereka minta tambahan 300 ribu kalo kita nerbangin drone,” katanya.
Ia menolak membayar biaya tambahan tersebut dan tidak menerbangkan drone. Meski demikian, ia menyayangkan pengalaman buruk yang dialaminya, sebab Padang Mausui adalah salah satu lokasi wisata yang masuk dalam daftar kunjungannya.