7 Perbedaan Haji dan Umrah yang Wajib Diketahui Umat Muslim

Posted on

Haji dan umrah merupakan dua bentuk ibadah umat Islam yang sering dianggap serupa, tetapi memiliki perbedaan mendasar. Kedua bentuk ibadah ini memiliki perbedaan, mulai dari segi hukumnya hingga pelaksanaannya.

Berdasarkan pengertiannya, haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilakukan bagi umat yang mampu dengan berziarah ke Ka’bah pada bulan haji (Dzulhijjah). Sementara umrah merupakan ziarah ke tanah suci Makkah untuk melakukan rangkaian ibadah tertentu yang dapat dilakukan kapan saja.

Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan haji dan umrah, dikutip dari infoHikmah.

Pelaksanaan ibadah haji wajib hukumnya bagi umat yang mampu, baik secara finansial maupun fisik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam” (QS Ali ‘Imran: 97).

Rasulullah SAW pun bersabda:

أيُّهَا النَّاسُ، قَدْ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُم الحَجَّ فَحُجُّوا

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh Allah telah mewajibkan haji atas kamu sekalian, maka kerjakanlah haji” (HR Muslim).

Sementara itu, dilansir dari buku Menuju umroh dan Haji Mabrur (2019) oleh H. Syaiful Alim, Lc., hukum umroh dinyatakan wajib dalam mazhab Syafi’i dan Hanbali, sedangkan dalam mazhab Maliki dan Hanafi, hukum umrah adalah sunnah muakkad atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Rukun haji terdiri dari lima unsur yakni niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Sedangkan, rukun umrah terdiri dari empat unsur yakni niat ihram, tawaf, sa’i, dan memotong rambut. Rukun wukuf tidak ada pada ibadah umroh.

Dalam hal kewajiban yang harus dilakukan di Tanah Suci, haji memiliki lima kewajiban yakni miqat, bermalam di Muzdalifah, bermalam di Mina, tawaf wada’ (perpisahan), dan melontar jumroh. Sedangkan umrah hanya terdapat dua kewajiban, yakni ihram dari miqat dan menjauhi segala larangan ihram.

Haji reguler diselenggarakan oleh Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan umroh (Ditjen PHU). Sementara haji ONH Plus dan haji furoda diselenggarakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Untuk umrah, jemaah dapat memilih agen travel yang sudah berizin sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah umrah (PPIU).

Waktu pelaksanaan ibadah haji sudah ditentukan yaitu pada bulan Dzulhijjah mulai awal bulan hingga subuhnya Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) 13 Dzulhijjah. Puncak pelaksanaannya yaitu pada Hari Raya Idul Adha.

Sementara itu, ibadah umrah dapat dilakukan kapan saja kecuali 10 Dzulhijjah dan hari Tasyrik pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Umroh juga dapat dilakukan saat berhaji.

Tidak hanya dilakukan di Mekkah, ibadah haji juga dilakukan di tempat lain seperti wukuf di Arafah, melempar jumroh di Mina, dan menginap di Muzdalifah. Sementara umrah hanya dilakukan di Mekkah dan ziarah ke Madinah.

Pelaksanaan ibadah haji memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan umrah. Ibadah haji biasanya berlangsung 4 hingga 5 hari. Sedangkan ibadah umrah dapat selesai dalam 2 hingga 3 jam.

Nah, itulah 7 perbedaan haji dan umrah yang wajib diketahui umat Muslim. Semoga bermanfaat ya infoers!

1. Hukum

2. Rukun

3. Kewajiban

4. Penyelenggara

5. Waktu Pelaksanaan

6. Tempat

7. Durasi Pelaksanaan