50 Kapal Wisata Pelanggar Aturan Berlabuh di Labuan Bajo Ditertibkan

Posted on

Sebanyak 50 kapal wisata yang melanggar ketentuan berlabuh di Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditertibkan, Senin (16/6/2025). Kapal wisata itu ada yang berlabuh di alur pelayaran hingga berlabuh tanpa izin mooring.

Penertiban kapal itu dilakukan saat patroli gabungan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo bersama TNI AL, TNI AD, Polrairud dari Mabes Polri, Polda NTT, dan Polres Manggarai Barat, serta stakeholder terkait.

“Kami menertibkan lebih dari 50 kapal dengan rincian beberapa kapal yang belum memiliki izin mooring dan sejumlah kapal berlabuh tidak sesuai dengan surat persetujuan mooring yang terbitkan dan satu kapal yang diputuskan mooring-nya karena berada di alur pelayaran,” kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto.

Stephanus menjelaskan kapal berlabuh di kolam pelabuhan sudah ditata sesuai posisi yang telah ditetapkan. Kapal-kapal yang berlabuh di Labuan Bajo diberikan titik koordinat untuk pemasangan mooring sehingga tidak menggunakan jangkar dalam berlabuh yang dapat merusak dasar laut.

“Namun, kapal-kapal tersebut tidak boleh berlabuh/mooring di alur pelayaran serta harus memberikan ruang bagi kapal-kapal lain untuk dapat berolah gerak untuk memastikan keselamatan pelayaran,” tegas Stephanus.

“Bagi kapal-kapal yang tidak mooring pada tempatnya ditertibkan dengan mereposisi sesuai area peruntukan kapalnya,” imbuh Stephanus.

Stephanus menjelaskan mooring disediakan oleh masing-masing kapal sebagai kewajiban turut serta menjaga lingkungan maritim. Untuk area labuh atau mooring, ujar dia, ada penetapan dari Menteri Perhubungan.

“Tetapi, titik untuk masing-masing kapal dapat diajukan oleh pihak kapal untuk disetujui oleh KSOP,” terang Stephanus.

Stephanus menegaskan patroli gabungan akan terus dilakukan untuk menjaga lingkungan maritim di kawasan pelabuhan Marina Labuan Bajo.

“Bagi siapa yang melakukan usaha di Labuan Bajo, seperti usaha pelayaran, kami juga mengimbau untuk berperan serta menjaga lingkungan maritim,” pinta Stephanus.