4 Tradisi Unik yang Hanya Ada di Pulau Bali, Ada Bukakak-Ngerebeg

Posted on

Selain dikenal akan keindahan alam dan kebudayaan, Pulau Bali menyimpan beragam tradisi unik. Tradisi unik ini hanya ada di Bali dan tak ditemukan di daerah lainnya.

Tak hanya memiliki makna yang istimewa, beragam tradisi ini tak jarang menarik perhatian turis untuk menyaksikan dan terlibat langsung. Berikut ini beberapa tradisi unik di Bali yang akan sayang apabila dilewatkan.

Bukakak menjadi tradisi istimewa bagi warga di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. Sebagai warisan leluhur, Tradisi Bukakak sudah dilakukan sejak turun temurun di Desa Sudaji.

Tradisi Bukakak diadakan setahun sekali, tepatnya pada Purnama Kasa sebagai rentetan piodalan di Pura Desa Sudaji.

Adapun tujuan pelaksanaan tradisi ini, yakni untuk mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai dewi kesuburan atau Dewi Sri atas kesuburan tanah serta hasil pertanian yang melimpah.

Selain itu, Tradisi Bukakak juga menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan antar warga desa. Walaupun tak ada catatan tertulis, tradisi ini rutin digelar turun-temurun dan dengan penuh keyakinan.

Tradisi Omed-omedan di Desa Sesetan, Denpasar, Bali biasanya digelar saat ngembak geni atau sehari setelah perayaan Hari Raya Nyepi. Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, Omed-omedan bukanlah ajang untuk mengumbar nafsu birahi.

Warga Sesetan memaknai tradisi ini sebagai upaya untuk memperkuat rasa asah, asih, dan asuh antar warga. Khususnya warga Banjar Kaja, Desa Sesetan.

Adapun omed-omedan dalam bahasa Indonesia berarti tarik-menarik. Mereka yang terlibat dalam Omed-omedan adalah para anak muda berusia 17-30 tahun di desa tersebut.

Sebelum Omed-omedan berlangsung peserta akan dibagi dua kelompok, yaitu perempuan dan laki-laki. Awalnya, mereka akan berjauhan terlebih dahulu dengan berbaris memanjang

Setelah itu, mereka berlari mendekat kelompok berlawanan dan saling menunjuk antar kelompok. Di situ mereka yang ditunjuk akan berpelukan sambil ditarik dan disiram air.

Sejak beberapa tahun terakhir, tradisi Omed-omedan dirangkai dengan kegiatan bertajuk Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (SHOF). Pengunjung yang ingin menyaksikan Omed-omedan juga dapat menikmati rangkaian acara lainnya seperti pementasan seni, pertunjukan musik hingga menghadirkan sejumlah booth UMKM.

Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bali memiliki tradisi pemakaman unik, di mana jenazah di sana tidak dikubur. Tetapi, hanya diletakkan di bawah pohon Taru Menyan, yang mampu menghilangkan bau jenazah.

Terdapat aturan dan syarat pemakaman di Desa Trunyan. Salah satunya jumlah jenazah di bawah pohon Taru Menyan tidak boleh lebih dari sebelas orang.

Kemudian, orang meninggal tersebut wajib meninggal secara wajar, telah menikah, dan anggota tubuh lengkap. Dilansir dari laman disparda.baliprov.go.id, jenazah di Desa Trunyan, jenazah diletakkan dengan hanya ditutupi kain putih.

Meski begitu, jenazah tidak menimbulkan bau busuk dan tidak dihinggapi serangga. Fenomena ini disebabkan adanya pohon Taru Menyan, yang dapat mengeluarkan wangi harum dan mampu menetralisir bau busuk.

Asal usul nama Desa Trunyan, dari kata Taru yang berarti kayu dan Menyat yang berarti harum. Pohon ini hanya tumbuh di Desa Trunyan kemudian Taru Menyam dikenal dengan Trunyan.

Tradisi Ngerebeg rutin digelar setiap Budha Kliwon Pahang di Desa Adat Tegallalang, Gianyar, Bali. Tradisi ini sekilas mirip dengan Halloween di negara Barat.

Tradisi ini digelar menjelang upacara puncak di Pura Duur Bingin, yang diyakini memiliki banyak ‘panjakan’ atau makhluk tak kasat mata sebagai pengikut sesuhunan pura.

Biasanya, anak-anak dan remaja berdandan menyerupai Bhuta Kala lalu mengelilingi desa sambil berteriak dan membawa perlengkapan upacara.

Mereka berdandan nyentrik dan berkeliling desa sambil mesuryak atau berteriak “eoeo”.
Istilah, Ngerebeg berasal dari kata dasar gerebeg yang berarti menyisir wilayah.

Tujuannya adalah untuk menetralisir unsur negatif di desa dan mempersiapkan masyarakat menjelang upacara adat. Tradisi Ngerebeg telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI pada 2022.

Tradisi Bukakak Desa Sudaji

Omed-omedan

Pemakaman Unik Desa Trunyan, Jenazah Tidak Dikubur

Ngerebeg