3 Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji dalam Islam

Posted on

Ibadah haji termasuk ke dalam lima rukun Islam setelah syahadat, sholat, puasa, dan zakat. Ibadah ini mengandung makna spiritual yang sangat mendalam dan mengajarkan mengenai ketaatan, pengorbanan, dan persatuan umat.

Dikutip dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang mampu, baik secara finansial maupun fisik. Ibadah ini dilakukan dengan ziarah ke Ka’bah pada bulan Haji atau Dzulhijjah.

Dalam pelaksanaannya, ibadah haji dibedakan menjadi beberapa macam yang disesuaikan dengan kondisi dan pilihan masing-masing jemaah. Kewajiban haji ini tercantum dalam Al-Qur’an, Surat Al-Imran ayat 97 berikut.

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Lantas, apa saja macam-macam pelaksanaan ibadah haji dalam Islam? Berikut penjelasan yang dikutip dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Macam-macam Pelaksanaan Ibadah Haji

Berasal dari kata Arab ifrad yang berarti “menyendiri” atau “memisahkan”. Haji Ifrad merupakan pelaksanaan ibadah haji tanpa menggabungkannya dengan umroh. Hal ini berarti jemaah hanya memusatkan seluruh fokus dan energi pada rangkaian ibadah haji.

Pelaksanaan haji ifrad dimulai dengan memasuki keadaan ihram di miqat yang telah ditentukan. Jemaah kemudian menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji, mulai dari melakukan wukuf di padang Arafah, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, hingga melakukan tawaf ifadah di Masjidil Haram.

Jemaah tidak diperbolehkan tahalul, yaitu memotong rambut atau keluar dari keadaan ihram, sebelum menyelesaikan semua rukun haji pada hari Nahr, Iduladha. Haji Ifrad juga tidak mewajibkan jemaah untuk membayar dam (denda).

Kata qiran berarti “menggabungkan”, di mana Haji Qiran menggabungkan ibadah umroh dan haji dalam satu niat dan satu pelaksanaan. Ibadah haji dimulai dengan mengenakan pakaian ihram di miqat dan berniat melakukan haji dan umroh bersamaan.

Jemaah kemudian melakukan tawaf qudum setelah tiba di Mekkah, yang diikuti dengan salat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Rangkaian ibadah dilanjutkan dengan melakukan sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah dengan satu sa’i tanpa bertahalul.

Pada Haji Qiran, jemaah diwajibkan membayar dam berupa hewan kurban yang disembelih pada hari Idul Adha. Dam juga dapat diganti dengan puasa selama 10 hari (3 hari di Tanah Suci dan 7 hari setelah pulang ke rumah).

Haji Tamattu merupakan pelaksanaan haji yang dimulai dengan umroh terlebih dahulu dan diikuti dengan haji setelahnya. Dalam pelaksanaannya, jemaah mengambil ihram untuk umroh sebelum kemudian melepasnya di Mekkah.

Setelah menyelesaikan umroh, jemaah mengambil ihram lagi untuk melaksanakan haji. Pada haji ini, jemaah harus memenuhi syarat yakni tidak termasuk penduduk Masjidil Haram, mendahulukan umroh sebelum haji, dan melaksanakan umroh pada bulan-bulan haji.

Demikian penjelasan terkait macam-macam tata cara pelaksanaan ibadah haji dalam Islam. Semoga bermanfaat infoers!

1. Haji Ifrad

2. Haji Qiran

3. Haji Tamattu