Baru-baru ini tersebar video di WhatsApp ada sapi-sapi dan ratusan ikan milik warga di Kecamatan Jereweh, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mati mendadak. Ada sebanyak 11 sapi milik warga yang mati diduga akibat terpapar sianida atau merkuri akibat aktivitas tambang emas ilegal. Kematian sapi itu terjadi pada 5 Maret 2025.
“Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumbawa Barat sudah melakukan pengiriman sampel hewan dan sampel air bekas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di lokasi ke Dinas LHK Provinsi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Muslih, kepada infoBali, Jumat sore (16/5/2025).
Menurut Muslih, sapi dan ikan itu mati bukan karena terpapar penyakit hewan. Kepastian itu didapatkan berdasarkan data sampel dari dokter hewan di Sumbawa Barat, Isnia, dan Kabid Kesehatan Hewan Sumbawa Barat, Hendra Saputra.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Mursal, mengatakan 11 sapi dan ratusan ikan yang mati mendadak di dekat area PETI di Kecamatan Jereweh itu terpapar cairan sianida atau merkuri.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Ya betul. Terpapar kandungan sianida di lokasi pengentongan dekat tambang emas ilegal di Kecamatan Jereweh, Sumbawa Barat,” terang Mursal.
Hasil uji lab, air di dekat area pertambangan emas ilegal di Kecamatan Jereweh tersebut memiliki kandungan sianida sebesar 192 miligram (mg) per liter air. Sementara baku mutu sianida yang aman bagi lingkungan 0,5 miligram per liter air.
“Kami memang menemukan ada PETI di sana. Nah ini juga sudah kami laporkan ke Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup di Denpasar, Bali,” jelas Mursal.
Selain itu, Mursal berujar, kasus ini juga sudah dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta. Laporan juga dikirimkan ke Gubernur NTB, Sekda NTB, dan Asisten II Setda NTB untuk segera ditindaklanjuti.
Pemerintah NTB bersama Dinas Lingkungan Hidup Sumbawa Barat sudah melakukan rapat koordinasi terkait keberadaan tambang emas ilegal di dekat lokasi ternak mati mendadak. Pemilik tambang emas dalam rapat itu sepakat mengganti kerugian peternak sapi dan ikan.
“Ya mereka sudah melakukan ganti rugi. Seluruh sapi sebanyak 11 itu diganti dalam bentuk uang. Nah, sapi yang hamil juga sudah diperhitungkan waktu itu,” tutur Mursal.