Kasus penembakan warga negara Australia, Zivan Radmanovic, di sebuah vila kawasan Mengwi, Badung, Bali, menyisakan duka mendalam bagi keluarganya. Zivan meninggalkan istri, Jazmyn Gourdeas, serta enam anak yang kini harus diasuh seorang diri oleh sang istri.
“Korban sangat baik, ibu dan ayah yang baik. Mereka mengangkat empat anak sebagai anak angkatnya. Mereka merawat semua dan semua tulang punggungnya adalah korban yang meninggal,” ujar Pahrur Dalimunthe, salah satu kuasa hukum Jazmyn, dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025).
Zivan dan Jazmyn diketahui memiliki dua anak kandung berusia 9 bulan dan 3 tahun. Empat anak lainnya merupakan anak angkat. Dengan kepergian Zivan, beban kini sepenuhnya berada di pundak Jazmyn.
“Sekarang memang kondisinya istri yang harus merawat keenam anaknya,” tambah Pahrur.
Dari enam anak yang diasuh, lima di antaranya masih kecil dan belum memahami insiden tragis yang menimpa orang tua mereka. Hanya satu anak laki-laki berusia 12 tahun yang mengetahui informasi tersebut dari pemberitaan media di Australia.
“Anak satu laki-laki, lima perempuan. Yang lima enggak tahu apa-apa, yang satu umurnya sudah 12 tahun jadi dia bisa mendapatkan akses pemberitaan dari media Australia,” jelas Pahrur.
Demi menjaga kondisi psikologis anak-anak, seluruh perangkat hiburan seperti televisi dan gawai telah disingkirkan. Keluarga juga berada dalam perlindungan ketat.
Selain itu, tim kuasa hukum Jazmyn telah menggandeng pengacara di Australia untuk memastikan pemenuhan hak dan kepentingan hukum keluarga di negara asal mereka.
Sementara itu, Polda Bali telah mengirim surat rekomendasi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) guna memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara Australia yang menjadi korban penembakan di vila Casa Santisya 1, Desa Munggu, Mengwi, Sabtu (14/6) dini hari.
“Sudah kami kirim surat rekomendasi ke LPSK. Baru kemarin kami kirim suratnya,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy saat ditemui di kantornya, Selasa (24/6/2025).
Rekomendasi tersebut mencakup Jazmyn Gourdeas, serta dua korban lainnya yakni Sanar Ghanim dan Daniela, yang saat itu tinggal di vila yang sama dengan Zivan.
Polda Bali juga menawarkan bantuan psikolog untuk mendampingi para korban. “Kami juga bantu tenaga psikolog kami,” ujarnya.
Menurut Ariasandy, sejauh ini belum ada laporan resmi terkait ancaman yang diterima Gourdeas, namun polisi tetap memberikan bantuan sebagai bentuk inisiatif.
“Belum dilaporkan. Hanya pengacaranya saja yang mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kinerja polisi,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Jazmyn Gourdeas mengaku mengalami trauma berat akibat insiden penembakan yang dilakukan Tupou Paea Middlemore dan Coskun Mevlut. Saat kejadian, Gourdeas sedang berlibur di Bali bersama Zivan selama lima hari.
Meski begitu, hingga saat ini polisi belum menemukan indikasi keterlibatan Zivan maupun Sanar Ghanim dengan kelompok kriminal atau gangster asal Australia.
“Waktu kejadian, istrinya (Gourdeas) hanya mengintip saja dibalik selimut,” tutup Ariasandy.