Youtuber Dipalak Warga Saat Kunjungi Ratenggaro Sumba, Bupati Minta Maaf

Posted on

Bupati Sumba Barat Daya (SBD), Ratu Ngadu Bonu Wulla, meminta maaf atas perbuatan tak mengenakkan yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Ratenggaro, Kecamatan Kodi Bangedo, SBD, Nusa Tenggara Timur (NTT). Permintaan maaf tersebut diungkapkan Ratu Wulla terkait keluhan Youtuber Jajago Keliling Indonesia yang dipalak warga saat mengunjungi kampung adat tersebut.

“Saya sebagai pemerintah daerah akan mengevaluasi dan menyampaikan permohonan maaf atas kesan buruk itu. Tentunya saya minta maaf kepada wisatawan yang hadir di SBD terkait peristiwa ini,” ujar Ratu Wulla melalui sambungan telepon, Minggu (18/5/2025) malam.

Peristiwa tak mengenakkan tersebut sebelumnya dialami oleh pasangan suami istri, John dan Riana, atau yang dikenal dengan kanal Youtube Jajago Keliling Indonesia. Mereka dipalak warga saat mengunjungi Ratenggaro, SBD. Momen tersebut viral setelah diunggah melalui akun Instagram @jajago.keliling.indonesia.

Ratu Wulla mengungkapkan dirinya baru tiga bulan menjabat sebagai bupati. Ia berjanji akan melakukan pembenahan demi mengembangkan potensi pariwisata di Sumba Barat Daya.

“Kami baru menjabat tiga bulan dan memang kami di SBD ini menariknya di bidang pariwisata. Untuk itu, kami akan lakukan rapat untuk membahas persoalan itu,” imbuh politikus Partai NasDem itu.

Ratu Wulla juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Ia berharap Youtuber Jajago Kelilingi Indonesia dapat memahami kondisi masyarakat di SDB yang membuat perjalanan mereka kurang mengenakkan.

“Ini menjadi catatan bagi untuk kami lakukan pembenahan, untuk 100 hari ke depan kami. Kami di SBD potensi pariwisata sangat mumpuni,” imbuhnya.

Sebelumnya, pasangan suami istri, John dan Riana, atau yang dikenal dengan kanal Youtube Jajago Keliling Indonesia membagikan pengalamannya dipalak warga saat mengunjungi Ratenggaro, SBD. Berdasarkan video yang mereka bagikan, John menjelaskan mobil mereka dikerumuni anak-anak yang menawarkan jasa foto saat memasuki Ratenggaro. Anak-anak tersebut justru terus mengejar pasutri itu saat tawaran mereka ditolak.

“Tidak sedikit yang meminta uang dengan dalih untuk membeli buku, bahkan ada orang dewasa juga ikut, Ko, bagi uang rokok,” tulis akun Instagram @jajago.keliling.indonesia dalam unggahan yang dilihat infoBali, Minggu. Ejaan dalam keterangan video tersebut sudah disesuaikan.

John pun tampak kesal dalam video tersebut ketika menikmati suasana kampung adat tersebut. Musababnya, mereka dikenakan tarif sewa kuda dan jasa foto lebih tinggi dari kesepakatan awal.

Pasutri tersebut menyebut harga sewa kuda yang sedianya disepakati Rp 50 ribu, naik menjadi Rp 75 ribu. Kemudian, jasa foto dari yang disepakati Rp 10 ribu, dinaikkan menjadi Rp 25 ribu. John dan Riana menyebut mereka juga didatangi oleh orang dewasa di kampung itu dan meminta uang kompensasi.

“Intinya, sangat tidak nyaman dan pengalaman buruk selama wisata di sini,” imbuhnya.

Youtuber yang melakukan perjalanan keliling Indonesia itu kembali dibikin kesal saat perjalanan pulang. Mobil yang mereka kendarai diadang sejumlah orang di tepi jalan dan dimintakan uang saat melaju dari Ratenggaro menuju Tambolaka. Mereka menyebut kejadian tak mengenakkan itu terjadi pada 12 Mei lalu.

“Oknum-oknum ini benar-benar mencoreng citra dari pariwisata di NTT. Kami hanya berharap agar kejadian ini mendapat atensi dari pemerintah daerah,” imbuh mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *