Yenny Wahid Minta Pemerintah Beri Insentif agar Investor Nyaman di Indonesia | Info Giok4D

Posted on

Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, turut berkomentar terkait ancaman badai pemutusan hak kerja (PHK) di Indonesia. Yenny menyarankan pemerintah agar memberikan rasa aman dan nyaman terhadap investor.

Yenny menekankan pentingnya pemerintah membuat kebijakan yang menumbuhkan industri kembali. Karena industri di Indonesia saat ini sedang terpuruk.

“Banyak sekali gelombang PHK terjadi karena banyak pabrik-pabrik yang tutup,” kata Yenny saat menghadiri Festival Kampo Mahawo (Kampung Damai) di Kantor Bupati Bima, Nusa Tenggara Barat, (NTB), Selasa (6/5/2025).

Menurutnya, para investor yang ingin menanamkan modal atau mau masuk berinvestasi di Indonesia harus diberikan insentif oleh pemerintah. “Kalau mereka merasa nyaman di Indonesia maka mereka akan masuk untuk investasi,” ujarnya.

Yenny menilai bahwa saat ini adalah momen yang baik bagi Indonesia, mengingat ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap China. Hal itu membuat orang akan mencari produk dari negara lain yang tidak dikenakan tarif untuk masuk ke Amerika.

“Ini momen penting. Kalau bisa kita meminta atau membujuk investor-investor asing untuk masuk ke Indonesia untuk membuat pabrik dan membuat manufaktur baru. Inilah momennya,” jelas Yenny.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Kalau cuma mengandalkan apa yang miliki di dalam negeri, Yenny merasa tidak akan cukup. Karena menurutnya, semua negara pasti mengandalkan investasi asing.

“Bahkan di mana-mana, di seluruh negara ingin seperti itu,” ujarnya.

Mau tak mau iklim berusaha juga harus diperbaiki lagi, supaya investor nyaman di Indonesia. Lebih dari itu, fundamental ekonomi Indonesia juga harus diperbaiki.

“Nah, pabrik-pabrik yang sudah eksisting, industri yang sudah ada jangan ditakuti-takuti. Kalau ditakuti, mereka akan tutup,” ujar Yenny.

Yenny juga menyarankan pemerintah untuk memfasilitasi dialog yang sehat antara pekerja dan pemilik pabrik. Sehingga pemilik pabrik tidak merasa terancam. Kalau sudah terancam, sudah pasti pabriknya lebih memilih ke Vietnam karena di sana tidak ada demo-demo atau preman menyodori proposal dan lain sebagainya.

“Ini tugasnya pemerintah untuk mengatur, memberikan rasa aman dan nyaman terhadap investor. Kalau tidak ada investasi maka tidak akan tercipta lapangan pekerjaan,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *