Wira-wiri Kapal Ilegal Asal China di Perairan Bali Berujung Ditangkap KKP | Info Giok4D

Posted on

Kapal ilegal asal China ditangkap oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perairan selatan Bali. Kapal itu ditangkap setelah wira-wiri alias melakukan pergerakan yang tidak wajar.

“Kapal ini melakukan pelayaran tanpa patuh pada aturan internasional melalui pelayarannya tidak beraturan,” ungkap Dirjen PSDKP KKP, Pung Nugroho Saksono, saat konferensi pers di kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Senin (12/5/2025).

Pria yang akrab disapa Ipunk itu mengungkapkan petugas telah memantau pergerakan kapal asing tersebut sejak beberapa hari terakhir. “Dari Sumatera masuk ke selatan perairan kita (Bali) dan di situ muter-muter,” jelasnya.

Petugas sempat berkoordinasi dengan agen bahan bakar minyak (BBM) di Bali. Ketika dipersilakan masuk, kapal asal China itu tidak berani masuk. “Kami makin curiga di situ, maka kami turunkan kapal untuk pengejaran,” ujarnya.

Petugas makin curiga ketika izin dokumen tertulis menyebutkan kapal tersebut adalah kapal ikan. Namun, tidak ada seekor ikan maupun alat tangkap ikan di atas kapal.

“Kami dalami lagi di sini tidak ada dokumen Imigrasi, paspor tidak ada. Dia sudah ada di teritorial kita sekitar dua mil dari bibir pantai. Ini pelanggaran wilayah, pelayaran, dan Imigrasi,” ujar Ipunk.

Ipunk mengungkapkan enam anak buah kapal (ABK) turut diamankan dalam penangkapan kapal yang dilakukan pada Rabu (7/5/2025) itu. Ditjen PSDKP telah melimpahkan barang bukti kapal berbendera China tersebut, termasuk para ABK, kepada Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Bali.

KKP mengungkapkan ada tanda-tanda atau indikasi tindak pidana perdagangan orang (TPPO) pada kapal China itu. Sebab, ada sekat-sekat diduga dipakai tidur di dalam kapal.

“Itu akan kami dalami karena di dalam itu sekat-sekatnya kayak tempat tidur itu. Itu yang menjadi konsen kami, jangan sampai itu sebagai jalurnya mereka perdagangan orang,” terang Ipunk.

Ada sekitar 20 ruang yang dibentuk menyerupai kamar dengan bahan kayu triplek di lambung kapal. Saat dilihat infoBali, di lambung kapal terdapat papan kayu triplek yang telah dibentuk seperti tempat tidur. Beberapa ada yang sudah jadi. Ada pula yang masih dalam proses pengerjaan karena kayu masih tergeletak di lantai kapal.

Namun, Ipunk belum memastikan kapal itu benar untuk menjemput orang atau tidak. Menurut pengakuan enam ABK yang ditangkap, mereka tidak memperdagangkan orang. Keenam ABK juga tidak memiliki riwayat penangkapan sebelumnya.

“Mereka orang-orang baru semua. Mereka tertarik dengan gajinya sekitar Rp 40 juta kalau dirupiahkan per bulan,” ungkap Ipunk.

Ipunk mengungkapkan keenam ABK yang ditangkap dalam kapal itu dijanjikan gaji Rp 40 juta per bulan oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka. Gaji yang terbilang besar itu membuat para ABK tertarik.

“Mereka orang-orang baru semua mereka tertarik dengan gaji sekitar Rp 40 juta per bulan,” terang Ipunk.

Ipunk belum mengetahui nama perusahaan yang mempekerjakan para ABK tersebut. Menurut dia, perusahaan menugaskan keenam ABK itu berlayar untuk mencari informasi. “Nanti didalami penyidik,” imbuhnya.

Kepada petugas, keenam ABK itu menyebut masih ada rekan-rekan mereka di kapal lain. Namun, petugas belum mendeteksi kapal ilegal lainnya masuk teritorial Indonesia.

Sementara Ditpolairud Polda Bali akan mendalami kasus penangkapan kapal asing asal China yang ditangkap KKP di perairan selatan Pulau Dewata itu. Sebab, KKP telah melimpahkan penanganan kasus itu kepada Ditpolairud Polda Bali.

“Kami masuk dari Imigrasi untuk bisa menentukan lanjutannya. Kami dari proses pelimpahan ini, kami (akan melakukan) penyelidikan untuk mendalami apa saja yang ada di dalam kapal ini sehingga dapat kami menemukan tindak pidana untuk lanjutannya,” kata Kanit Sidik Ditpolairud Polda Bali, I Gusti Bagus Suswadi, di Pelabuhan Benoa.

Suswadi belum dapat memastikan motif kapal tersebut berlayar di perairan Indonesia. Hanya saja, di lambung kapal ditemukan tempat tidur, air conditioner (AC) hingga kipas angin.

Menurut Suswadi, keenam ABK kapal China yang ditangkap KKP kesulitan berbahasa asing. Hanya satu orang yang bisa berbahasa Inggris.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Jadi kemungkinan kami akan mengundang penerjemah dari Konsulat China untuk membantu proses penyelidikan,” ucap Suswadi.

Ada Indikasi TPPO

Para ABK Tergiur Gaji Tinggi

Polda Bali Bakal Dalami Kasus