I Gede Winasa mendorong para loyalisnya untuk merapat ke PDI Perjuangan. Selain sang anak yang juga Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat), istri Winasa, Umi Khalisah, juga turut bergabung dengan partai berlambang banteng.
Winasa menuturkan salah satu alasan dirinya bergabung dengan PDIP karena kesamaan ideologi. Ia menjelaskan tujuannya berpolitik adalah untuk membangun Jembrana.
“Kami berpikir berbuat baik untuk Jembrana. Kalau kami tidak melakukan sesuatu, tidak ada artinya,” ujar Winasa saat ditemui infoBali, Senin (19/5/2025).
Winasa juga membenarkan istrinya, Umi Khalisah, telah bergabung dengan PDIP. Umi Khalisah sebelumnya pernah menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) dari Partai Gerindra dan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Jembrana Daerah Pemilihan (Dapil) Negara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
“Kami ingin berbuat sesuatu untuk ideologi, itu kan banyak salah satunya bergabung (PDIP). Tujuannya sama rata, sama bahagia,” ujar mantan Bupati Jembrana periode 2000-2010 itu.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Banyak yang bisa dilakukan, ingin berbuat untuk PDIP. Pastinya mengajak loyalis (bergabung PDIP),” imbuhnya.
Meski kini menjadi anggota PDIP, Winasa belum berpikir untuk kembali bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) mendatang. Ia mengeklaim berpolitik bukan hanya tentang perebutan kekuasaan.
“Kami coba berikan pemahaman bahwa PDIP itu seperti apa dan berbuat untuk masyarakat,” ujar Winasa.
Untuk diketahui, Winasa merupakan orang lama bagi partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Ia bahkan pernah menjabat Ketua DPC PDIP Jembrana sebelum akhirnya membelot ke Partai Demokrat dan Gerindra.
Sementara itu, Ipat diketahui bergabung dengan PDIP setelah mengikuti Pembekalan Kepala Daerah (PKD) yang digelar partai sejak akhir pekan lalu di Sekolah Partai Lenteng, Jakarta. Kepastian bergabungnya anak Winasa itu ke PDIP dikonfirmasi langsung olehnya.
Istri Ipat, Inda Swari Dewi, yang sebelumnya maju sebagai bakal caleg DPRD Bali dari Partai Golkar, disebut kini berstatus non partai. “Kalau istri non partai,” ujar Ipat.
