Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memberikan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi di perairan Bali dan Lombok. Peringatan ini berlaku mulai 27 hingga 30 Desember 2025.
Menurut Balai BMKG Denpasar, gelombang tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Lombok bagian utara. Gelombang ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tingginya hingga 1,25 meter. Gelombang juga berisiko terhadap keselamatan pelayaran kapal tongkang jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tingginya mencapai 1,2 meter.
Sementara gelombang antara 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di Selat Bali bagian selatan, perairan selatan Pulau Bali, Selat Lombok bagian selatan, dan Selat Badung. Potensi gelombang ini berpotensi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan, kapal tongkang, dan kapal feri.
Risiko keselamatan pelayaran perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Potensi ini juga berisiko untuk pelayaran kapal tongkang jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Sementara keselamatan pelayaran kapal feri berisiko ketika kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang hingga 2,5 meter.
Balai BMKG Denpasar juga menjelaskan kondisi sinoptik soal potensi gelombang tinggi tersebut. Menurut Balai BMKG Denpasar, pola angin di perairan utara Bali umumnya bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan antara 4 hingga 25 knot. Sementara pergerakan angin di wilayah perairan selatan Bali umumnya bergerak dari barat daya ke barat dengan kecepatan berkisar antara 4-25 knot.
“Waspada potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah perairan utara dan selatan Bali,” pinta Balai BMKG Denpasar.






