Sejumlah warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai merasa gatal-gatal pascabanjir bandang di daerah itu. Warga mengungkapkan kondisi air di wilayah itu berubah cokelat keruh bercampur sampah.
Salah satu warga Mataram, Heru Aprial, mengaku sudah merasa gatal-gatal sejak Minggu (6/7/2025) malam. Ketika itu, ia berupaya mengamankan kendaraan dan barang-barang lainnya dari banjir.
“Untuk mengurangi rasa gatal-gatal di kaki, saya beli beberapa salep di apotek. Alhamdulillah agak membaik,” ujar Heru kepada infoBali, Selasa (8/7/2025).
Warga Mataram lainnya, Rahmawati, setali tiga uang. Pascabanjir setinggi dua meter yang menerjang wilayah tersebut, kaki dan tangannya mengalami kutu air akibat terlalu lama di dalam air.
“Airnya keruh banget kemarin. Lumayan parah sih, jadi kalau kena kutu air,” kata Rahmawati.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan mengimbau warga untuk tidak bermain atau kontak langsung dengan sisa genangan banjir. Menurutnya, beberapa penyakit yang perlu diwaspadai saat banjir seperti infeksi saluran pencernaan, diare, disentri, hingga penyakit kulit seperti gatal-gatal.
“Ada jenis-jenis bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu, misalkan saja Leptospirosis. Makanya, kami imbau hindari genangan air,” kata Emirald, Selasa.
Emirald meminta warga untuk segera mencuci tangan dan kaki dengan sabun jika tak sengaja kontak langsung dengan air sisa banjir. Warga yang terserang penyakit diharapkan langsung mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat untuk mendapatkan obat dan penanganan.
Dinkes Mataram, dia berujar, akan mengecek sampel air PDAM maupun sumur bor yang digunakan warga demi memastikan aman dikonsumsi. “Jika kami dapatkan di luar standar, artinya ada penyebaran jenis kuman tertentu di air itu. Kami sudah siap back up air bersih. Mudah-mudahan hasilnya bagus, supaya tidak menghalangi masyarakat mengkonsumsi air tersebut,” pungkasnya.