Wakil Gubernur (Wagub) Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma, buka suara soal kasus penipuan wisatawan yang berulang kali terjadi di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Terbaru, wisatawan asal Inggris dan Filipina menjadi korban penipuan sopir travel.
Menurut Johni, munculnya kasus penipuan turis itu karena belum ada asosiasi yang menangani kunjungan wisatawan ke destinasi pariwisata superprioritas tersebut.
“Itu karena belum ada standardisasi dalam memberikan pelayanan kepada turis. Artinya harus ditentukan ada asosiasi khusus yang menangani itu,” kata Johni di Labuan Bajo, Jumat (25/7/2025).
Menurut Johni, asosiasi yang seharusnya menyediakan informasi kepada wisatawan. Asosiasi juga memastikan pelaku wisata memiliki kompetensi di bidang kepariwisataan dan mereka terdaftar di asosiasi. Sehingga, tak ada ruang bagi seseorang untuk mengaku sebagai pemandu wisata (tour guide), biro perjalanan wisata (tour guide), dan lainnya.
“Sehingga itu informasi yang disebar (asosiasi) itu betul-betul terjamin kebenarannya, kemudian para pelaksana di lapangan semuanya boleh dikatakan punya identitas yang jelas terdaftar sebagai anggota asosiasi dan mungkin punya kompetensi khusus, ada sertifikasi sehingga tidak sembarang orang itu mengaku sebagai tour guide, menyiapkan kapal ini kapal itu,” jelas Johni.
Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) NTT itu menegaskan pengelolaan wisata di Labuan Bajo ke depan perlu ditata. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat akan bekerja sama untuk penataan tersebut.
“Nanti kerja sama provinsi dan kabupaten untuk menata itu. Memang banyak sekali penipuan-penipuan itu kan karena kita belum ada asosiasi khusus yang menangani masalah kunjungan wisata itu,” jelas Johni.
Diketahui, dua turis asing menjadi korban penipuan oleh dua sopir travel lintas kabupaten di Labuan Bajo, Minggu (24/7/2025). Bulan lalu, 20 wisatawan juga menjadi korban penipuan oleh travel agent di Labuan Bajo. Kejadian serupa juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.