Wakil Bupati (Wabup) Buleleng Gede Supriatna mendorong budi daya padi organik berkelanjutan untuk ketahanan pangan di Kabupaten Buleleng. Hal tersebut disampaikan Supriatna saat mengikuti kegiatan Panen Bersama Padi Sehat Pribumi bersama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Persawahan Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Kamis (1/5/2025).
Untuk diketahui, Padi Sehat Pribumi ialah padi hasil tanam dan olah tanahnya menggunakan pupuk organik bersertifikasi kementerian pertanian. Sehingga membantu menyuburkan tanah dan menguatkan tanaman dari serangan hama.
Padi Sehat Pribumi ini diharapkan bisa berkontribusi menjawab ketahanan pangan dan jadi produk utama program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia mengatakan pembangunan pertanian, khususnya padi, menjadi prioritas utama di Buleleng. Namun, tantangannya meliputi alih fungsi lahan, perubahan iklim, hama, penyakit, dan penurunan kesuburan tanah akibat pupuk kimia.
“Demikian pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi padi melalui metode ekstensifikasi dan intensifikasi dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan dengan mengelola lingkungan alami dan berkelanjutan,” ucap Supriatna.
Selain itu, Pemkab Buleleng mengembangkan peta kawasan 6.900 hektare untuk penyediaan pangan berkelanjutan. Supriatna berharap dari total luasan lahan tersebut, HIPPI Bali maupun HIPPI Buleleng bisa berkontribusi mendampingi budi daya padi organik maupun tanaman lainnya. Sesuai dengan komitmen HIPPI menjadikan Bali sebagai pusat ekonomi hijau
“Saya tahu sekali HIPPI di Buleleng sangat gencar dalam pertanian organik. Ada pilot project juga saya tahu tentang mengembalikan jeruk keprok Tejakula dalam budi daya organiknya. Sudah mulai panen dan ada hasilnya. Meski belum banyak, tapi kami harapkan berkelanjutan. Kami harapkan jeruk keprok bisa kembali menjadi salah satu andalan Kabupaten Buleleng khususnya Kecamatan tejakula,” ungkapnya.
Supriatna mengapresiasi kegiatan panen padi sehat pribumi hari ini. Menurutnya, penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang tentu menghasilkan tanaman pangan dengan gizi kurang optimal.
Edukasi, pelatihan, serta pendampingan yang berkelanjutan menuju pertanian maupun perkebunan organik ramah lingkungan perlu terus digaungkan. Ia berharap, setiap lahan yang belum produktif bisa dimanfaatkan dengan cara yang lebih ramah lingkungan
“Saya mengimbau agar masyarakat dapat berperan aktif dengan memanfaatkan setiap jengkal tanah yang dimiliki dengan turut menanam komoditas unggulan daerah yang produktif dan menghasilkan nilai ekonomi yang lebih baik secara organik ramah lingkungan untuk mewujudkan Bali sebagai pusat ekonomi hijau,” tandasnya.