Sebuah kapal tol laut mengeluarkan asap tebal saat lego jangkar di Pelabuhan Tenau, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Insiden itu viral di media sosial (medsos).
Video beredar yang berdurasi 34 info itu menunjukkan para penumpang yang menyaksikan insiden itu tampak panik dan langsung berbondong-bondong menjauhi lokasi. Mereka juga berteriak penuh kepanikan.
“Aduh Tuhan, manusia lompat turun dari atas kapal itu,” teriak seorang perempuan yang merekam video tersebut.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang, Antonius Nitbani, menjelaskan insiden itu bukan kebakaran, tetapi pemindahan mesin auxiliary engine (AE) satu ke mesin AE dua yang menyebabkan terjadinya asap tebal saat kapal lego jangkar pada Senin (21/12/2025) malam.
“Tadi malam kan saya di lapangan sampai pukul 20.30 Wita pas kapal lepas tali. Jadi yang betul itu pemindahan mesin dari AE satu ke AE dua,” ujar Antonius kepada infoBali, Senin (22/12/2025).
Antonius menegaskan insiden itu bukan kebakaran kapal. Namun, masyarakat yang menilai tersebut sebagai musibah dan masalah besar lalu memviralkannya di medsos.
“Masyarakat selalu berasumsi bahwa itu kebakaran. Jadi itu yang jadi problem sehingga masyarakat harus diberi edukasi terkait penggunaan medsos yang baik. Saya punya data lengkap beserta dokumentasi di lapangan,” tegas Antonius.
Seusai pemindahan mesin, tutur Antonius, kapal tersebut langsung membawa 406 penumpang dari Pelabuhan Tenau menuju Pelabuhan Wulandoni, Lembata. Kapal itu sudah tiba sekitar pukul 07.30 Wita.
Menurut Antonius, setiap kapal yang datang maupun berangkat wajib diperiksa oleh KSOP baru bisa laik laut. Pemeriksaan itu menyasar mesin kapal, kru kapal, dan penumpang.
“Jumlah penumpang sesuai manifest itu ada 406 orang. Kami juga batalkan banyak orang karena jumlah muatan sudah melebihi kapasitas kapal,” ungkap Antonius.
Antonius mengaku asap tebal itu mengakibatkan sejumlah penumpang trauma dan tidak mau berangkat lagi ke tujuannya masing-masing. Padahal, kapal itu hanya memindahkan mesin.
“Memang banyak yang trauma dan tidak mau berangkat lagi. Padahal cuman pemindahan mesin saja. Kapal itu kan menggunakan solar, jadi begitu hidupkan mesinnya, langsung disertai asap tebal,” jelas Antonius.






