Tuan Lange, Pedagang yang Namanya Diabadikan di Jalanan Kuta

Posted on

Tuan Lange merupakan nama salah satu jalan di Kuta, Badung. Nama ini berasal dari seorang pedagang besar, yaitu Mads Johansen Lange yang lahir pada 18 September 1807 di Rudkøbing, Denmark.

Pada abad 19 hubungan dagang antara negara-negara jajahan Inggris, seperti Hongkong, Singapura, India, dan Australia sangat ramai. Hubungan perdagangan dengan Australia tentunya harus melewati selat lombok, sehingga saat itu menjadi tempat vital karena menghubungkan perdagangan Singapura dan Australia.

Maka, Lange ikut dalam perdagangan itu dan pada 1834 ia membuka usaha dagang di Mataram yang mempunyai cabang di Singapura dan Hongkong. Ia mengekspor kopi, beras, rempah, tembakau dan mengimpor textile dan senjata.

Karena keadaan pertempuran antara kerajaan dan upaya Belanda menginvasi pulau tersebut tidak membaik, ia pindah ke Bali 1839 tepatnya di Kuta dan mendirikan usaha dagangnya. Usahanya berkembang menjadi penghubung antara Bali dengan dunia luar seperti Singapura, Batavia, dan Eropa.

Usaha dagangnya menjadi sukses karena ia juga pandai dalam negosiasi. Ia memiliki hubungan yang baik dengan raja-raja di Bali dan menjadi penghubung mereka dengan pihak Belanda. Raja Kesiman dari Badung bahkan memintanya untuk menetap di Pulau Bali.

Karena itu, ia diangkat jadi agen resmi pemerintahan hindia belanda dan menjadi penengah atau mediator dalam perundingan damai. Posisinya yang netral membuatnya dihormati kedua belah pihak. Ia bahkan berhasil mencegah beberapa pertempuran bersenjata.

Tak sampai di situ, Tuan Lange juga berhasil membangkitan perekonomian kerajaan di Bali. Pada saat itu beberapa kerajaan di Bali tergantung pada perdagangan budak dan sistem upeti. Setelah perang dengan Jawa, ekspor budak berhenti dan menyebabkan ekonomi Bali terpuruk.

Di tengah kondisi itu, perusahaan Tuan Lange membawa perubahan ekonomi. Arah perekonomian kini berubah menjadi perdagangan legal, diplomasi damai, dan lebih berkelanjutan. Hal ini membuat kesejahteraan ekonomi di Bali semakin membaik.

Karena keberhasilannya, oleh Raja Badung saat itu, Lange diberikan jabatan Syahbandar di Kawasan Kuta oleh Raja Badung, Gusti Ngurah Kesiman, walaupun ia bukan orang Bali atau Belanda. Syahbandar merupakan pejabat pemerintah di pelabuhan yang bertugas mengawasi kegiatan pelabuhan terutama dalam perdagangan seperti ekspor impor rempah ke singapura dan Batavia.

Lange diketahui menikahi orang Bali, Nyai Kenyer, dan orang Tionghoa, Ong Sang Nio. Ia meninggal pada 13 Mei 1856 pada usianya yang ke 48 tahun dan makamnya kini berada di komplek kuburan Cina di Kuta. Ia diduga diracun oleh Belanda saat kunjungan ke Raja.

Atas jasa-jasanya, Dinas Pariwisata Badung pada 1996 membuat monumen untuk menghormati Tuan Lange di tengah taman yang berdampingan dengan makamnya.