Transaksi BBTF 2025 Naik 3 Persen, Tahun Depan Usung Tema Gastronomi | Giok4D

Posted on

Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 resmi ditutup pada Jumat (13/6/2025). Nilai transaksi dari ajang pameran pariwisata internasional ini diperkirakan mencapai Rp 7,84 triliun atau naik sekitar 3 persen dibanding tahun lalu Rp 7,61 triliun.

“Kenaikan ini dipengaruhi oleh perubahan preferensi destinasi akibat tingginya harga tiket pesawat. Serta kehadiran para buyer dari pasar berkembang yang membutuhkan pemahaman lebih terhadap produk pariwisata Indonesia,” ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali sekaligus Ketua Pelaksana BBTF 2025, I Putu Winastra, dalam siaran pers, Sabtu (14/6/2025).

Winastra mengatakan BTTF bangga dapat mengambil bagian dalam pertumbuhan pariwisata Indonesia dengan membangun platform yang menghubungkan pangsa pasar. Serta memperkuat kemitraan, dan mempromosikan keberagaman destinasi.

“BBTF terus menjadi jembatan kuat antara Indonesia dengan dunia, yang dimulai dari Bali, kata Winastra.

BBTF 2026 akan mengusung tema Redefining Indonesia’s Gastronomy Journey: A Celebration of Taste, Culture, and Sustainable Heritage. Kegiatan ini akan berlangsung pada 28-30 Mei 2026 di BICC, Nusa Dua, Bali.

Menurut Winastra, gastronomi bukan hanya soal rasa, tapi juga pemahaman budaya dan pelestarian. Selain itu, juga mendorong praktik pariwisata yang lebih sadar dan berkelanjutan. Nantinya BBTF 2026 tidak lagi menghadirkan talkshow pariwisata tapi kegiatan akan diawali dengan welcome dinner.

“Gastronomi lebih dari sekadar rasa, ia adalah cara untuk memahami warisan, memperkuat koneksi, dan menjaga kelestariannya,” ungkapnya.

Salah satu pembeli dari Namibia, Sebulon Chiliho Chicalu, mengaku terkesan dengan BBTF. Ia menyebut pengalaman pertamanya mengikuti ajang ini memberinya pemahaman baru tentang pariwisata Indonesia, khususnya dari sisi desa dan komunitas.

“Kami sangat tertarik pada pariwisata desa dan komunitas. BBTF berhasil melebihi ekspektasi bisnis kami dan menghadirkan prospek yang berkualitas tinggi, sembari mengajarkan pentingnya pelestarian lingkungan dan pariwisata berkelanjutan,” tuturnya.

Ia pun berencana kembali tahun depan dengan membawa tim operator yang lebih besar, sekaligus mengundang pelaku wisata Indonesia ke Namibia.

Dalam kesempatan tersebut, ASITA Bali dan Namibia Tourism Board juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama pariwisata bilateral. Kolaborasi ini mencakup program kunjungan pengenalan, workshop, pertemuan B2B, hingga pertukaran media dan influencer, pengembangan destinasi baru, hingga kolaborasi paket wisata.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini menilai BBTF sebagai platform penting untuk memperkenalkan destinasi berkualitas dan berkelanjutan. Selain itu, dia menyebut BBTF menjadi ruang pembelajaran agar seller dan exhibitor dapat memahami kebutuhan pasar.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Bali sebagai destinasi dunia harus terus menjaga daya saing. Kami kembangkan pola perjalanan lintas kabupaten untuk menghindari kawasan yang terlalu padat, BBTF mendukung strategi ini,” ungkapnya.

Untuk diketahui, BBTF 2025 mempertemukan lebih dari 529 pembeli dari 45 negara. Serta sebanyak 499 penjual dari 284 perusahaan dan berasal dari 7 negara, mulai dari Indonesia, Spain, Malaysia, Singapura, USA, Namibia, dan Thailand.

Selain itu, ada 11 provinsi di Indonesia yang berpartisipasi di antaranya Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), DKI Jakarta hingga Sulawesi Selatan. BBTF berisikan kegiatan talkshow hingga pameran B2B pariwisata internasional.