Tradisi Peed Agung Antarkan Prosesi Abhiseka Cokorda Mengwi ke Taman Ayun baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Tradisi peed agung mengiringi rangkaian upacara penobatan Abhiseka Ida Cokorda Mengwi dari Puri Ageng Mengwi ke Pura Taman Ayun di Mengwi, Badung, Bali. Ratusan warga menyaksikan iring-iringan terkait penobatan Raja Mengwi XIII tersebut.

Ketua Panitia Pelaksana Abhiseka Ida Cokorda, I Wayan Subawa, menjelaskan upacara Abhiseka Ida Cokorda merupakan upacara langka yang terakhir kali dilaksanakan pada 1946 atau 76 tahun lalu. Puncak upacara dilaksanakan di Pura Taman Ayun dengan melibatkan 11 sulinggih atau pendeta Hindu.

“Sebelumnya sudah didahului dengan pemasangan destar kebesaran oleh Ida Bhagawanta yang dikenakan di kepala Anak Agung Gde Agung di Merajan Puri Ageng Mengwi. Setelah itu, upacara berlanjut di Pura Taman Ayun,” ujar Subawa, Senin (7/7/2025).

Pantauan infoBali pada Senin siang, Penglingsir Puri Ageng Mengwi, Anak Agung Gde Agung, yang akan menjalankan prosesi penobatan Raja Mengwi itu terlihat telah memakai baju dan destar kebesaran puri. Hadir pula Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, dan pejabat penting lainnya saat berjalan kaki dari Puri Ageng Mengwi menuju Pura Taman Ayun.

Sebelum peed agung dimulai, AA Gde Agung juga disambut Tari Baris Cakra Mangu Buana di area jaba tengah puri. Iring-iringan terdiri dari pembawa pasepan, penari baris, pembawa bandrang atau tombak, umbul-umbul, hingga kober atau bendera kebesaran puri.

Suasana semakin meriah dengan dimainkannya tambur Karangasem berupa kendang berukuran besar hingga gong suling. Setibanya di Pura Taman Ayun, iring-iringan itu disambut Tari Ardhanareswari.

Di dalam pura, AA Gde Agung menjalani serangkaian upacara. Ida Bhagawanta memberikan pernyataan Bhiseka Ida Cokorda kepada mantan bupati Badung itu dan istri.

Setelah itu, AA Gde Agung dan istri akan dianugerahi nama dan gelar suci. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pemberian tongkat komando dan pemasangan lencana di dada.

“Dalam kegiatan ini semua lapisan masyarakat terlihat. Dari berbagai sisi dan pendukung acara, warga adat berpartisipasi. Sebab upacara ini juga diserahkan kepada desa adat Mengwi,” ujar Kepala Desa Mengwi, I Nyoman Suwarjana.

Selain pejabat di Bali, prosesi Abhiseka Ida Cokorda Mengwi Puri Ageng Mengwi juga dihadiri sejumlah tamu undangan penting lainnya. Termasuk Sri Sultan Hamengkubuwana X beserta istri, Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, mantan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, hingga para tokoh puri se-Bali.

Untuk diketahui, Abhiseka Ida Cokorda di Puri Mengwi sebelumnya dilaksanakan pada 1946 untuk Ida Cokorda Punggawa dan Ida Cokorda Istri Karang. Pada masa sebelum kemerdekaan, upacara ini diidentikkan sebagai penobatan raja Kerajaan Mengwi.

Kini, upacara tersebut dimaknai sebagai simbol pengangkatan pemimpin bidang sosial budaya dan spiritual. AA Gde Agung sebelumnya juga menolak disebut raja setelah menjalani prosesi tersebut.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Esensi dari ini (mabisheka), murni karena saya meningkatkan kualitas pelayanan, spritual, budaya, adat, dan agama. Selebihnya saya kembalikan ke persepsi masyarakat,” ujar AA Gde Agung, Sabtu (5/7/2025).

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *