Tiga warga sipil tewas akibat serangan rudal India ke wilayah Pakistan. Ketegangan dua negara bertetangga yang memiliki senjata nuklir itu kembali memanas sejak beberapa waktu terakhir. Sementara itu, Islamabad bersumpah untuk membalas serangan tersebut.
Pemerintah India mengeklaim telah menyerang sembilan lokasi, beberapa hari setelah menyalahkan Islamabad atas serangan mematikan di wilayah sengketa yang dikelola India. India menyebut serangan-serangan yang mereka lakukan sebagai serangan terhadap kamp-kamp teroris di Kashmir yang dikelola Pakistan.
“Kami telah mengonfirmasi laporan tiga warga sipil tewas, termasuk seorang anak,” kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif, dikutip dari infoNews, Rabu (7/5/2025).
Sebelumnya, pemerintah Pakistan mengatakan ada lima lokasi yang diserang India. Termasuk tiga lokasi di Kashmir yang dikelola Pakistan dan Provinsi Punjab yang paling padat penduduknya di negara itu. Kabarnya, terdengar beberapa kali ledakan di Kashmir dan Punjab yang dikelola Pakistan.
“Kami akan membalas pada waktu yang kami pilih,” kata juru bicara militer Pakistan Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry.
Tak lama setelah itu, India menuduh Pakistan menembakkan artileri melintasi Garis Kontrol, perbatasan de facto di Kashmir. India secara luas diperkirakan akan menanggapi secara militer serangan pada 22 April terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India bulan lalu.
Serangan itu disebut dilakukan oleh orang-orang bersenjata yang berasal dari kelompok Pakistan Lashkar-e-Taiba, organisasi teroris yang ditetapkan PBB. Serangan tersebut menewaskan 26 orang, sebagian besar pria Hindu, di tempat wisata Pahalgam. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
New Delhi menyalahkan Islamabad karena mendukung serangan itu. Pakistan menolak tuduhan tersebut. Kedua belah pihak saling tembak-menembak setiap malam sejak 24 April di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir, garis kontrol yang demiliterisasi, menurut tentara India.
Serangan rudal pada Rabu (7/5/2025), merupakan peningkatan ketegangan yang berbahaya antara kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut. Hal serupa telah terjadi berkali-kali sejak mereka memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947. Selama berhari-hari pula masyarakat internasional telah memberikan tekanan kepada Pakistan dan India untuk mundur dari ambang perang.
Artikel ini telah tayang di infoNews. Baca selengkapnya