Ketika berkunjung ke Bali, tidak lengkap rasanya jika tidak membawa pulang buah tangan. Dengan mengusung konsep yang unik, The Keranjang Bali menjadi salah satu pusat oleh-oleh favorit wisatawan di Bali yang wajib dikunjungi.
Banyaknya jenis produk UMKM dari Bali dan luar Bali yang dijual di pusat oleh-oleh ini membuatnya dinamakan ‘The Keranjang’. Artinya, segala jenis oleh-oleh tersedia di tempat ini dalam satu keranjang.
Penasaran ingin mengenal lebih jauh usaha ini? Yuk, simak sosok dibalik The Keranjang Bali dan apa saja yang ada di dalamnya!
Pusat oleh-oleh The Keranjang Bali dimiliki oleh Ni Made Ratnadi. Berawal dari pengamatan Ratnadi terhadap dunia oleh-oleh yang digandrungi para wisatawan, terutama pelancong asing, ada perubahan minat yang terjadi di Bali.
Dia melihat, Bali awalnya dipenuhi wisatawan asing asal Eropa yang gemar berburu benda seni saja di Bali. Beberapa tahun kemudian, Bali mulai membangun jaringan dengan sejumlah negara di Asia.
Di antaranya China dan India. Saat itulah Ratnadi melihat banyak wisatawan asal Asia yang meluapkan hobi berbelanjanya di Bali. Dia mulai mendirikan dan membuka The Keranjang pada awal Januari 2019.
Bukan hanya benda seni dan budaya. Ratnadi memandang wisatawan asal negara-negara di Asia juga banyak berburu produk yang dapat dikonsumsi. Mulai dari makanan, minuman, dan pakaian khas Bali.
“Ternyata, (wisatawan dari) negara di Asia, khususnya Indonesia, itu sudah mulai banyak sekali. Otomatis menyesuaikan selera mereka,” kata Ratnadi.
Selain itu, propaganda ramah lingkungan dan bebas sampah plastik, juga menjadi pemicu Ratnadi dan tim untuk mendirikan toko oleh-oleh The Keranjang.
Ratnadi mengakui tidak mudah menjalankan bisnis di The Keranjang saat awal didirikan. Sebagai pebisnis dia juga melihat toko oleh-oleh lain sebagai pesaing. Termasuk mengenai jenis barang yang dijual di toko.
Karena itu, Ratnadi mengemas toko The Keranjang sedemikian rupa agar nyaman bagi pengunjung saat berbelanja. Ratnadi juga berkerja sama dengan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan karya dari komunitas difabel dari sejumlah desa di Bali dan luar Bali.
“Berhubung kami punya kualitas, barangnya unik, dan lain sebagainya, maka orang yang datang akan menyebarkan, ngasih tahu bahwa di sini itu (ada oleh-oleh) yang unik,” katanya.
Ratnadi mengusung konsep yang diklaim berbeda dengan toko oleh-oleh lain. Semacam, toko oleh-oleh serba ada.
“The Keranjang itu berbeda dari yang lain. Jadi, satu keranjang itu semuanya ada. Bila perlu orang tidak perlu keliling Bali, di The Keranjang ada,” katanya.
The Keranjang Bali berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 97, Kuta, Badung, Bali. Pusat oleh-oleh Bali ini menyediakan berbagai macam oleh-oleh, mulai dari makanan hingga kerajinan tangan khas UMKM Bali.
Salah satu produk unik terkenal yang dapat ditemukan di tempat ini yaitu produk fashion berupa T-shirt Solar Active dengan motif yang berubah warna jika terkena sinar matahari. Produk ini juga memiliki artwork Barong khas Bali yang kekinian.
Selain produk populer tersebut, toko oleh-oleh ini juga menjual produk fashion unik lainnya seperti pakaian pantai dengan berbagai cuttingan kasual yang stylish, compressed T-shirt yang bisa membesar jika terkena air, serta glow in the dark T-shirt.
The Keranjang Bali juga menyajikan berbagai souvenir khas Bali, pernak-pernik, lukisan, kerajinan tangan tradisional, mukena, hingga kuliner lokal yang menggugah selera. Semua hal bisa ditemukan di satu pusat perbelanjaan oleh-oleh ini.
Selain menyediakan berbagai oleh-oleh menarik, The Keranjang Bali juga terkenal dengan spot foto yang tidak ada habisnya. Bangunan dari tempat ini sendiri memiliki bentuk yang unik menyerupai keranjang raksasa yang sering dijadikan objek berswafoto.
Setiap sudut dari The Keranjang Bali juga mengusung konsep yang unik dan instagramable. Terdapat spot foto berlatar belakang sawah bak di Jatiluwih, Jembatan Antun-Antun, Taman Luwung, hingga spot gerabah ala Ubud.
Di tempat ini, pengunjung juga bisa berfoto dengan memakai baju adat Bali yang disewakan tempat ini, melukis gerabah untuk souvenir, dan mencoba bermain alat musik tradisional Bali.