Tewasnya Prada Lucky dengan sejumlah luka menjadi kabar paling populer di Nusa Tenggara (Nusra) dalam sepekan terakhir. Lucky diduga tewas dianiaya seniornya, sesama anggota TNI Angkatan Darat (AD) di Nagekeo, NTT. Kini sudah ada empat prajurit ditetapkan sebagai tersangka. Jumlah tersangka bisa bertambah seiring pemeriksaan terhadap belasan orang lainnya.
Kabar lainnya yang juga menarik perhatian pembaca infoBali adalah tewasnya pegawai Bandara Internasional Lombok karena dibunuh suaminya. Korban dihabisi setelah pasangan suami istri muda itu terlibat cekcok hebat di rumah mereka di Lombok Tengah, NTB.
Kasus kekerasan di pondok pesantren (ponpes) kembali terjadi. Kali ini, seorang santri berinisial AZ tewas seusai ditendang teman sekamarnya di Ponpes Al Azhar Sadah, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selanjutnya, ada kabar baik dari Kabupaten Kupang. Pabrik yang dibangun PT Bhakti Alam Indonesia Timur di Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, bakal mengekspor konsentrat batu mangan masing-masing sebanyak 300 ton per bulan ke Taiwan dan Vietnam. Jumlah ini akan terus meningkat karena permintaan mencapai 2 ribu ton per bulan.
Berikut rangkuman berita terpopuler selama sepekan terakhir dalam rubrik Nusra Sepekan di infoBali.
Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior
TNI Angkatan Darat memeriksa 16 prajurit terkait kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga tewas dianiaya senior. Empat prajurit telah ditetapkan sebagai tersangka, namun jumlah tersangka kemungkinan masih bertambah.
“Selanjutnya untuk 16 orang lainnya saat ini masih terus dilakukan pemeriksaan lanjutan dan tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dari hasil pemeriksaan tersebut, perkembangannya nanti kita lihat dan akan disampaikan lebih lanjut hasil pemeriksaannya,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Minggu (10/8/2025).
Sebelumnya, TNI melakukan penyidikan atas kematian Prada Lucky. Penyidik Polisi Militer Kodam IX/Udayana telah menetapkan empat prajurit sebagai tersangka dan menahannya di Subdenpom IX/1-1 di Ende, NTT.
“Saat ini dari sejumlah personel yang diperiksa baik terduga pelaku maupun saksi-saksi, sementara oleh penyidik Pomdam IX/Udayana sudah ditetapkan 4 orang tersangka dan dilaksanakan penahanan di Subdenpom IX/1-1 di Ende,” jelas Wahyu.
Keempat tersangka tersebut adalah Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, dan Pratu ARR. Penyidik masih mendalami peran masing-masing tersangka.
“Dan pemeriksaan kepada yang bersangkutan akan dilanjutkan sebagai tersangka untuk diketahui peran masing-masing sehingga nantinya dapat ditentukan pasal yang akan dikenakan termasuk tahapan-tahapan lanjutannya,” kata Wahyu.
Prada Lucky diduga meninggal akibat penganiayaan oleh senior sesama prajurit TNI. Dia baru dua bulan menjadi anggota TNI AD sebelum mengembuskan napas terakhir di RSUD Aeramo, Mbay, Nagekeo.
Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dimakamkan di TPU Kapadala, Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kupang, NTT, Sabtu (9/8). Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman.
Orang tua Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey dan Sersan Mayor Christian Namo, memberikan pelukan dan penghormatan terakhir kepada putra kedua dari empat bersaudara itu.
Christian mencium Lucky di dalam peti jenazah, disusul sang ibu, tiga anak mereka yang lain, dan keluarga besar.
“Sayang e, kami tidak sanggup,” teriak kedua orang tua bersama adik dan kakak Lucky di samping peti jenazah.
Pegawai Bandara Lombok Dibunuh Suami
Pegawai Bandara Internasional Lombok (BIL), Baiq Miranda Puspa Fratiwi (28), tewas dibunuh suaminya, Fachrudin Azzahidi (36). PT Angkasa Pura Supports (APS) Cabang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebut Miranda baru sebulan bekerja di Bandara Lombok.
“Betul, dia (Miranda) karyawan Angkasa Pura Supports. Dia di bagian operasional bertugas di informasi,” kata BM APS Cabang Lombok, Muh Saleh Tayang kepada infoBali, Selasa (5/8/2025).
Saleh mengungkapkan Miranda mulai masuk sebagai karyawan APS sejak Juli lalu. Namun, Saleh tak menyampaikan secara detail kapan terakhir Miranda masuk kerja di bandara. Saleh menegaskan APS hanya bertugas sebagai penyuplai tenaga kerja dan bukan mengatur jam kerja.
“Dia (korban) memang karyawan baru masuk di APS. Soal sif kerja, itu diatur oleh bandara. Kami hanya menyuplai karyawan,” imbuh Saleh.
Saleh lantas menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya pegawai APS tersebut. PT APS, dia berujar, menyerahkan penanganan kasus kematian Miranda kepada penegak hukum.
“Kami turut berduka cita atas meninggalnya karyawan kami. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Kami menyerahkan ke pihak berwajib terkait dengan peristiwa ini,” tegasnya.
Sebelumnya, Baiq Miranda Puspa Fratiwi tewas dibunuh suaminya, Fachrudin Azzahidi, di rumah mereka di Dusun Kekere Barat, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, pada Minggu (3/8/2025). Fachrudin menghabisi nyawa istrinya diduga karena motif perselingkuhan.
Santri Tewas Ditendang Teman Sekamar
Kasus kekerasan di pondok pesantren (ponpes) kembali terjadi. Kali ini, seorang santri berinisial AZ tewas seusai ditendang teman sekamarnya di Ponpes Al Azhar Sadah, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua Yayasan Al Azhar Sadah Lukmanul Hakim mengungkapkan AZ baru tiga pekan mondok di pesantren tersebut. Pagi hari sebelum kejadian, dia berujar, ayah AZ yang sedang berada di Malaysia sempat melakukan panggilan video (video call) dengan AZ.
Komunikasi terakhir AZ dengan sang ayah terjadi saat anak-anak baru di ponpes itu menggelar acara serah terima santri. Lukman mengaku kaget ketika sore harinya mendapat kabar bahwa AZ pingsan setelah kepalanya terbentur tembok akibat dorong-dorongan dengan rekannya.
“Kami selalu mengingatkan santri untuk saling menghormati dan menjaga satu sama lain. Tapi yang namanya anak-anak, kadang hal seperti ini bisa terjadi,” kata Lukmanul Hakim singkat, Senin (4/8/2025).
Lukmanul mengatakan dirinya sempat membawa AZ ke Puskesmas Janapria. Ia menyebut tidak ditemukan luka pada tubuh AZ saat dibawa ke puskesmas. Namun, nyawa AZ tak tertolong.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Tengah, Aiptu Pipin Setyaningrum, mengungkapkan AZ dan teman sekamarnya itu sempat terlibat cekcok pada Minggu (3/8/2025). Kedua santri baru itu saling bully saat kembali ke kamar seusai salat Asar.
“Pulang dari salat Asar mereka sempat cekcok, bully, akhirnya keberatan dan korbannya dilakukan kekerasan oleh pelaku. Bentuk kekerasannya korban ditendang oleh pelaku dan akhirnya terbentur ke tembok,” kata Pipin, Senin.
Pipin membenarkan AZ sempat dibawa ke Puskesmas Janapria seusai ditendang oleh teman sekamarnya. Saat ini, jasad AZ sudah dibawa ke rumah duka.
Sementara itu, polisi belum menahan pelaku dan keluarga korban belum membuat laporan. “Belum (tetapkan tersangka). Kami juga belum terima laporan dari pihak keluarga korban. Kami masih tunggu laporannya,” ujar Pipin.
Pipin mengungkapkan penyidik akan memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan. Termasuk memeriksa pimpinan pondok pesantren tersebut.
Menurutnya, keluarga korban enggan memperpanjang insiden yang menewaskan AZ dan menganggapnya sebagai sebuah musibah. Penyidik juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Meski begitu, Pipin menegaskan polisi akan tetap memproses kasus kematian santri itu. Pelaku, dia melanjutkan, bisa dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun.
“Kami sudah turun ke TKP begitu menerima laporan. Tapi orang tua korban belum mau melaporkan kejadian ini. Mereka menganggap kejadian ini adalah masalah anak-anak dan musibah,” ujar Pipin.
Pabrik di Kupang Ekspor 300 Ton Mangan
Pabrik yang dibangun PT Bhakti Alam Indonesia Timur di Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), bakal mengekspor konsentrat batu mangan masing-masing sebanyak 300 ton per bulan ke Taiwan dan Vietnam. Hal itu diungkapkan Direktur Development Usaha dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bhakti Alam Indonesia Timur, Puji Setiawan Dipraja.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Sebetulnya, dari Vietnam meminta minimal 2.000 ton per bulan, sedangkan Taiwan 5.000 ton per bulannya. Namun, kami memilih untuk realistis dan memulai dengan 300 ton dahulu sambil melihat kondisi di lapangan,” ujar Puji seusai groundbreaking pabrik tersebut, Jumat (8/8/2025).
Groundbreaking pabrik batu mangan dilakukan oleh Bupati Kupang, Yosef Lede. Pembangunan pabrik bantu mangan oleh PT Bhakti Alam Indonesia Timur direncanakan rampung dalam delapan bulan.
Fuji menegaskan perusahaan akan terus berupaya untuk mengeksplorasi potensi mangan di Kabupaten Kupang secara baik dan ramah lingkungan. “Salah satu caranya adalah dengan mendorong pengembangan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang dikelola oleh masyarakat desa dan diawasi oleh Koperasi Merah Putih,” terangnya.
Menurut Fuji, PT Bhakti Alam Indonesia Timur memang akan berkolaborasi dengan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih besutan Presiden Prabowo Subianto. Kerja sama juga dilakukan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang. Tujuannya agar daerah ini tidak hanya menjadi daerah terdampak pertambangan, tetapi juga mendapatkan kontribusi ekonomi yang signifikan.
“Salah satu caranya adalah dengan menjalin kerja sama antara Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Koperasi Merah Putih tersebut,” jelas Fuji.
Direktur Utama PT Bhakti Alam Indonesia Timur, Yusuf Merukh, mengatakan pabrik perusahaannya menempati lahan seluas 3,5 hektare (Ha) dengan luas bangunan sekitar 8.000 meter persegi. Pabrik diperkirakan akan membutuhkan material mencapai 1.000 ton untuk dapat menghasilkan sekitar 500 ton konsentrat mangan.
Yusuf mengungkapkan proses produksi di pabrik ini sebagian besar mekanikal tanpa peleburan. Pabrik juga akan menjadi penghubung bagi masyarakat sekitar untuk menyuplai bahan baku mangan.
“Harapan kami, dengan membangun tempat pengumpulan bahan baku ini, kami dapat memberdayakan masyarakat yang akan bekerja di pabrik dan juga yang tergabung dalam koperasi-koperasi desa,” terang Yusuf.
Sebelumnya, TNI melakukan penyidikan atas kematian Prada Lucky. Penyidik Polisi Militer Kodam IX/Udayana telah menetapkan empat prajurit sebagai tersangka dan menahannya di Subdenpom IX/1-1 di Ende, NTT.
“Saat ini dari sejumlah personel yang diperiksa baik terduga pelaku maupun saksi-saksi, sementara oleh penyidik Pomdam IX/Udayana sudah ditetapkan 4 orang tersangka dan dilaksanakan penahanan di Subdenpom IX/1-1 di Ende,” jelas Wahyu.
Keempat tersangka tersebut adalah Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS, dan Pratu ARR. Penyidik masih mendalami peran masing-masing tersangka.
“Dan pemeriksaan kepada yang bersangkutan akan dilanjutkan sebagai tersangka untuk diketahui peran masing-masing sehingga nantinya dapat ditentukan pasal yang akan dikenakan termasuk tahapan-tahapan lanjutannya,” kata Wahyu.
Prada Lucky diduga meninggal akibat penganiayaan oleh senior sesama prajurit TNI. Dia baru dua bulan menjadi anggota TNI AD sebelum mengembuskan napas terakhir di RSUD Aeramo, Mbay, Nagekeo.
Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dimakamkan di TPU Kapadala, Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kupang, NTT, Sabtu (9/8). Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman.
Orang tua Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey dan Sersan Mayor Christian Namo, memberikan pelukan dan penghormatan terakhir kepada putra kedua dari empat bersaudara itu.
Christian mencium Lucky di dalam peti jenazah, disusul sang ibu, tiga anak mereka yang lain, dan keluarga besar.
“Sayang e, kami tidak sanggup,” teriak kedua orang tua bersama adik dan kakak Lucky di samping peti jenazah.
Pegawai Bandara Lombok Dibunuh Suami
Pegawai Bandara Internasional Lombok (BIL), Baiq Miranda Puspa Fratiwi (28), tewas dibunuh suaminya, Fachrudin Azzahidi (36). PT Angkasa Pura Supports (APS) Cabang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebut Miranda baru sebulan bekerja di Bandara Lombok.
“Betul, dia (Miranda) karyawan Angkasa Pura Supports. Dia di bagian operasional bertugas di informasi,” kata BM APS Cabang Lombok, Muh Saleh Tayang kepada infoBali, Selasa (5/8/2025).
Saleh mengungkapkan Miranda mulai masuk sebagai karyawan APS sejak Juli lalu. Namun, Saleh tak menyampaikan secara detail kapan terakhir Miranda masuk kerja di bandara. Saleh menegaskan APS hanya bertugas sebagai penyuplai tenaga kerja dan bukan mengatur jam kerja.
“Dia (korban) memang karyawan baru masuk di APS. Soal sif kerja, itu diatur oleh bandara. Kami hanya menyuplai karyawan,” imbuh Saleh.
Saleh lantas menyampaikan rasa belasungkawa atas meninggalnya pegawai APS tersebut. PT APS, dia berujar, menyerahkan penanganan kasus kematian Miranda kepada penegak hukum.
“Kami turut berduka cita atas meninggalnya karyawan kami. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Kami menyerahkan ke pihak berwajib terkait dengan peristiwa ini,” tegasnya.
Sebelumnya, Baiq Miranda Puspa Fratiwi tewas dibunuh suaminya, Fachrudin Azzahidi, di rumah mereka di Dusun Kekere Barat, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, pada Minggu (3/8/2025). Fachrudin menghabisi nyawa istrinya diduga karena motif perselingkuhan.
Santri Tewas Ditendang Teman Sekamar
Kasus kekerasan di pondok pesantren (ponpes) kembali terjadi. Kali ini, seorang santri berinisial AZ tewas seusai ditendang teman sekamarnya di Ponpes Al Azhar Sadah, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua Yayasan Al Azhar Sadah Lukmanul Hakim mengungkapkan AZ baru tiga pekan mondok di pesantren tersebut. Pagi hari sebelum kejadian, dia berujar, ayah AZ yang sedang berada di Malaysia sempat melakukan panggilan video (video call) dengan AZ.
Komunikasi terakhir AZ dengan sang ayah terjadi saat anak-anak baru di ponpes itu menggelar acara serah terima santri. Lukman mengaku kaget ketika sore harinya mendapat kabar bahwa AZ pingsan setelah kepalanya terbentur tembok akibat dorong-dorongan dengan rekannya.
“Kami selalu mengingatkan santri untuk saling menghormati dan menjaga satu sama lain. Tapi yang namanya anak-anak, kadang hal seperti ini bisa terjadi,” kata Lukmanul Hakim singkat, Senin (4/8/2025).
Lukmanul mengatakan dirinya sempat membawa AZ ke Puskesmas Janapria. Ia menyebut tidak ditemukan luka pada tubuh AZ saat dibawa ke puskesmas. Namun, nyawa AZ tak tertolong.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lombok Tengah, Aiptu Pipin Setyaningrum, mengungkapkan AZ dan teman sekamarnya itu sempat terlibat cekcok pada Minggu (3/8/2025). Kedua santri baru itu saling bully saat kembali ke kamar seusai salat Asar.
“Pulang dari salat Asar mereka sempat cekcok, bully, akhirnya keberatan dan korbannya dilakukan kekerasan oleh pelaku. Bentuk kekerasannya korban ditendang oleh pelaku dan akhirnya terbentur ke tembok,” kata Pipin, Senin.
Pipin membenarkan AZ sempat dibawa ke Puskesmas Janapria seusai ditendang oleh teman sekamarnya. Saat ini, jasad AZ sudah dibawa ke rumah duka.
Sementara itu, polisi belum menahan pelaku dan keluarga korban belum membuat laporan. “Belum (tetapkan tersangka). Kami juga belum terima laporan dari pihak keluarga korban. Kami masih tunggu laporannya,” ujar Pipin.
Pipin mengungkapkan penyidik akan memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan. Termasuk memeriksa pimpinan pondok pesantren tersebut.
Menurutnya, keluarga korban enggan memperpanjang insiden yang menewaskan AZ dan menganggapnya sebagai sebuah musibah. Penyidik juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Meski begitu, Pipin menegaskan polisi akan tetap memproses kasus kematian santri itu. Pelaku, dia melanjutkan, bisa dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun.
“Kami sudah turun ke TKP begitu menerima laporan. Tapi orang tua korban belum mau melaporkan kejadian ini. Mereka menganggap kejadian ini adalah masalah anak-anak dan musibah,” ujar Pipin.
Pabrik di Kupang Ekspor 300 Ton Mangan
Pabrik yang dibangun PT Bhakti Alam Indonesia Timur di Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), bakal mengekspor konsentrat batu mangan masing-masing sebanyak 300 ton per bulan ke Taiwan dan Vietnam. Hal itu diungkapkan Direktur Development Usaha dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bhakti Alam Indonesia Timur, Puji Setiawan Dipraja.
“Sebetulnya, dari Vietnam meminta minimal 2.000 ton per bulan, sedangkan Taiwan 5.000 ton per bulannya. Namun, kami memilih untuk realistis dan memulai dengan 300 ton dahulu sambil melihat kondisi di lapangan,” ujar Puji seusai groundbreaking pabrik tersebut, Jumat (8/8/2025).
Groundbreaking pabrik batu mangan dilakukan oleh Bupati Kupang, Yosef Lede. Pembangunan pabrik bantu mangan oleh PT Bhakti Alam Indonesia Timur direncanakan rampung dalam delapan bulan.
Fuji menegaskan perusahaan akan terus berupaya untuk mengeksplorasi potensi mangan di Kabupaten Kupang secara baik dan ramah lingkungan. “Salah satu caranya adalah dengan mendorong pengembangan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang dikelola oleh masyarakat desa dan diawasi oleh Koperasi Merah Putih,” terangnya.
Menurut Fuji, PT Bhakti Alam Indonesia Timur memang akan berkolaborasi dengan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih besutan Presiden Prabowo Subianto. Kerja sama juga dilakukan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang. Tujuannya agar daerah ini tidak hanya menjadi daerah terdampak pertambangan, tetapi juga mendapatkan kontribusi ekonomi yang signifikan.
“Salah satu caranya adalah dengan menjalin kerja sama antara Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Koperasi Merah Putih tersebut,” jelas Fuji.
Direktur Utama PT Bhakti Alam Indonesia Timur, Yusuf Merukh, mengatakan pabrik perusahaannya menempati lahan seluas 3,5 hektare (Ha) dengan luas bangunan sekitar 8.000 meter persegi. Pabrik diperkirakan akan membutuhkan material mencapai 1.000 ton untuk dapat menghasilkan sekitar 500 ton konsentrat mangan.
Yusuf mengungkapkan proses produksi di pabrik ini sebagian besar mekanikal tanpa peleburan. Pabrik juga akan menjadi penghubung bagi masyarakat sekitar untuk menyuplai bahan baku mangan.
“Harapan kami, dengan membangun tempat pengumpulan bahan baku ini, kami dapat memberdayakan masyarakat yang akan bekerja di pabrik dan juga yang tergabung dalam koperasi-koperasi desa,” terang Yusuf.