Tersangka Prostitusi Kakak Jual Adik di Mataram Ngaku Diancam Mutilasi oleh Andi baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

ES alias Memy, tersangka dalam kasus prostitusi kakak jual adik yang melibatkan seorang pelajar sekolah dasar (SD), mengaku sempat diancam akan dimutilasi oleh Mudlah Andi Abdullah alias MAA (51), seorang pengusaha peternakan di Mataram, NTB.

Ancaman tersebut diterima Memy sebelum kasus ini dilaporkan secara resmi ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB. Saat itu, kasus ini masih dalam pendalaman oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram.

“Nggak usah kamu bawa-bawa saya, kamu tau kan saya siapa, bisa saja saya suruh orang buat mutilasi kamu, dia (MAA) bilang. Nggak usah kamu sebut-sebut nama saya dia bilang Andi ini,” ujar Memy menirukan ancaman Andi saat ditemui di Sentra Paramita, Sabtu (22/6/2025) sore.

Memy ketakutan setelah mendapat ancaman dari Andi yang ia ketahui sebagai sosok berpengaruh dan berada. Ia pun sempat menanyakan kepada Andi langkah yang bisa diambil agar kasus tersebut tidak berlanjut ke ranah hukum.

“Kamu ngomong dah sama pihak keluargamu. Selesaikan masalah ini, berapa dia minta (uang) keluargamu. Selesaikan masalah ini, nggak usah dilanjutin,” ucap Memy menirukan ucapan Andi.

Kasus ini mencuat setelah korban melahirkan bayi di RSUD NTB pada April 2025. Saat itu, yang mengurus korban adalah bibinya, bukan Memy.

“Saya baru selesai melahirkan juga. Jadi nggak dikasih keluar rumah saat itu oleh mertua saya,” ungkapnya.

Korban kemudian menyebut bahwa dirinya dijual oleh kakaknya. Saat dikonfirmasi, Memy sempat membantah tuduhan tersebut.

“Pada saat itu saya nggak mau ngaku, kayak negebantah, saya nggak pernah gitu (jual korban), cuma omong kosong. Pokoknya pas saat itu saya ngebantah,” katanya.

Namun, sang bibi menegaskan jika Memy tidak mengaku, maka kasus akan diteruskan ke Polda NTB. Sebab, LPA Mataram sudah mengetahui kejadian tersebut dan bahkan membantu biaya persalinan korban.

Setelah mendapat tekanan dari keluarga, Memy melapor ke Andi. Namun, tanggapan yang ia dapatkan tidak sesuai harapan.

“Saya nggak peduli, dia bilang. Itu terserah kamu, Saya sudah bantu kamu,” ucapnya.

Memy menduga respons dingin Andi disebabkan kemarahannya. Sebelumnya, Andi sempat memintanya untuk meninggalkan Lombok dan pergi ke Surabaya bersama adiknya sebelum korban melahirkan.

“Sebelum melahirkan itu, saya disuruh ke Surabaya oleh Andi (MAA) ini untuk pergi sudah dari kampung ini, bawa adik saya itu. Tapi saya diam-diam balik lagi (ke Lombok), karena saya mau melahirkan,” tutur Memy.

MAA semakin murka setelah mengetahui Memy kembali ke Lombok tanpa izin. Memy berencana kembali ke Surabaya setelah dirinya melahirkan, tetapi MAA terlanjur mengetahui keberadaannya.

Desakan keluarga terus berdatangan agar Memy mengungkap identitas lelaki hidung belang yang menghamili adiknya. Memy pun akhirnya bercerita ke pihak LPA Mataram, namun belum menyebut nama lengkap Andi.

Sebelum melapor, Memy sempat bertemu Andi di Hotel Golden Palace, Jalan Sriwijaya, Mataram. Dalam pertemuan itu, Andi kembali mengancam Memy.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Nggak usah kamu bawa-bawa saya, kamu tahu kan saya siapa. Bisa saja saya suruh orang buat mutilasi kamu, dia bilang. Nggak usah kamu sebut-sebut nama saya, dia bilang Andi ini,”tuturnya.

Memy baru berani menyebut nama lengkap Andi setelah dipanggil oleh penyidik Ditreskrimum Polda NTB. Sebelum memenuhi panggilan, Memy sempat menghubungi MAA untuk memberitahukan bahwa kasus tersebut telah dilaporkan.

“Dia (MAA) bilang terserah sudah pakai cara masing-masing dia bilang. Habis itu dia blok saya. Dari situ saya nggak pernah berhubungan sama dia, sampai jalan kasus ini,” jelasnya.

Kini, baik Andi maupun Memy telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Ditreskrimum Polda NTB. Mereka dijerat Pasal 12 UU No 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dan/atau Pasal 88 Jo Pasal 76i UU No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Andi ditahan di Rutan Polda NTB, sementara Memy dititipkan di Sentra Paramita karena baru melahirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *