Sejumlah perusahaan otobus (PO) memilih tidak menaikkan harga tiket meski kena imbas jalan jebol di jalur utama Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di dekat Pasar Bajera, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Bali. Kendati harus menempuh jarak lebih jauh karena memutar ke Singaraja menuju Gilimanuk, tarif tiket tetap normal.
“Beberapa PO saya rasa tidak menaikkan tarif tiket. Di kami juga, nggak ada itu (naikkan harga tiket) karena ini tergolong bencana. Nggak bisa,” ucap petugas PO Restu Mulya, Joko, di Terminal Tipe A Mengwi, Kabupaten Badung, Rabu (9/7/2025).
Joko mengatakan memang ada dampak terhadap biaya operasional bus, terutama bahan bakar. Sebab jarak tempuh lebih jauh karena harus memutar via Bedugul dengan jalur yang berliku.
“Yang biasanya ke Gilimanuk lewat Tabanan itu kisaran 3 jam, sekarang bisa 5 jam karena sekarang memutar lewat Bedugul. Ya ada selisih 2 jam, kendaraan padat di atas (Gitgit),” tutur Joko.
Ia menjelaskan harga tiket masih normal di antara Rp 250 ribu-Rp 350 ribu tergantung kota tujuan. Bus tersebut melayani perjalanan ke Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti Malang, Blitar, Surabaya, Madura, Solo, dan Jogja.
“Penumpang syukurnya nggak ada ngeluh karena sudah paham ini kan dampak bencana. Nggak ada pilihan lain, jalan alternatif lain juga nggak ada, cuma Bedugul,” sambung Joko.
Petugas PO bus lainnya, Ni Wayan Sutami, setali tiga uang. Untuk tarif tiket tujuan Jakarta dan Bandung masih normal di kisaran Rp 550 ribu-Rp 570 ribu.
“Cuma terlambat saja di kota tujuan. Misalnya sampai Bali itu agak telat beberapa jam dari jadwal biasanya. Kami nggak ada nambah bus, ubah jadwal juga nggak ada, masih normal,” sambung Sutami.
Pengawas Terminal Mengwi, Ardhani Nirwesti, mengakui ada keterlambatan jadwal tiba bus angkutan antarkota antar provinsi (AKAP) akibat jalan jebol di Tabanan. Namun ia memastikan semua armada yang berangkat dari Bali aman karena rutin rump check.
“Dari Bali ke Jawa tetap kondusif tapi yang sampai di Bali ada selisih (waktu tiba) beberapa jam dari biasanya. Yang biasanya datang subuh, sekarang tiba agak siang. Bus juga rutin rump cek karena tekankan kepada PO-PO,” sebut Ardhani.
Sebelumnya, Koster memastikan perbaikan jalan ambles di Tabanan akan memakan waktu maksimal tiga minggu. Hal itu disampaikannya seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bali, Rabu (9/7/2025).
Koster mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menangani kerusakan tersebut.
“Butuh waktu paling lama 3 minggu untuk menyelesaikan sampai tuntas,” ujar Koster, Rabu.
Terkait durasi perbaikan, Koster menyebut pihak teknis masih mempelajari penyebab amblesnya jalan tersebut. Termasuk kondisi struktur tanah, sebelum dilakukan proses pemadatan ulang.
“Saya sudah meminta (dipercepat), tapi hitungannya 3 minggu. Kalau bisa ya lebih cepat, dari 3 minggu ya 2 minggu-lah,” imbuhnya.
Amblesnya Jalan Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di dekat Pasar Bajera tak hanya menyebabkan lalu lintas Jawa-Bali lumpuh sejak Senin (7/7/2025). Kemunculan lubang raksasa di jalan itu juga berbuntut panjang atau berdampak ke berbagai hal.
Salah satu dampak dari amblesnya jalan itu adalah adanya pengalihan arus lalu lintas. Pengalihan arus ini juga berefek negatif. Sebab, pengendara angkutan harus merogoh kocek lebih dalam karena jaraknya lebih jauh. Selain itu, pedagang di dekat lokasi jalan ambles juga mengeluh omzetnya menurun.