Tangis haru Denny Tiro pecah. Penyandang disabilitas itu tak kuasa membendung air matanya ketika menerima Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Senin (20/10/2025).
Pria berusia 41 tahun itu adalah satu di antara 768 orang penerima SK PPPK tahap II dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang. Denny Tiro begitu bersyukur menerima SK PPPK itu. Sebab, ia telah menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) selama 16 tahun di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DHLK) Kota Kupang.
“Tentunya senang setelah menjadi PTT 16 tahun baru menerima SK PPPK. Saya berdinas sejak 2009 lalu, mulai dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Kupang,” kata Denny saat ditemui infoBali kala penerimaan SK PPPK di Gelanggang Olahraga (GOR) Oepoi Kupang.
Denny sangat bahagia karena pemerintah akhirnya memberikan perhatian dan ia bisa mendapatkan SK PPPK meski menjadi penyandang disabilitas.
“Saya sangat mengapresiasi atas perhatian pemerintah yang telah memberikan kesempatan kepada kita yang bekerja sudah lama ini untuk menjadi PPPK,” tambah Denny.
Selain Denny, kebahagiaan juga terpancar dari wajah Yochbeth Christina Nalle. Perempuan berusia 35 tahun itu akhirnya resmi menyandang pegawai pemerintahan setelah menjadi PTT sejak 2021.
“Saya sangat bersyukur dan terimakasih kepada Tuhan dan orang tua serta pak wali kota dan juga pemimpin saya sendiri Ibu Anjela yang telah mendukung kepada saya. Saya sudah menjadi honorer selama 2,6 tahun terhitung saat ini baru terima saat ini,” ujar Christina, Senin (20/10/2025) usai kegiatan berlangsung di.
Menurut Christina, kinerja maupun tunjangan yang diterima akan melebihi saat menjadi PTT. Saat berstatus PTT, gaji yang diterima Christina hanya Rp 2,5 juta per bulan.
“Setelah ini belum tahu berapa, tetapi yang pasti lebih gede sesuai gelar, baik SMA maupun S1 beda pastinya.” terang Christina.
Wali Kota Kupang, Christian Widodo, mengingatkan para penerima agar tidak buru-buru menggadaikan SK PPPK untuk meminjam uang.
“Jadi nanti kalau gaji PPPK sudah (cair), harus dibuat produktif, jangan dibuat konsumtif,” pinta Christian.






