Tangan kiri M Saleh Rasid (84), warga Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) tiba-tiba bengkak dan bernanah seusai dipasang infus. Dia diduga korban malapraktik mantri (perawat) desa berinisial FD.
“Sudah dua minggu kejadiannya,” ucap anak kandung M Saleh Rasid, Lukman (46), kepada infoBali, Selasa (28/10/2025).
Lukman mengungkapkan kejadian itu bermula saat bapaknya mengeluh tak enak badan, pada Selasa (14/10/2025) lalu. Karena lemas, pihak keluarga memanggil FD untuk memasang infus di rumah.
“Sehari setelah pemasangan infus atau Rabu (15/10/2025), tangan kiri ayah saya bengkak,” ujarnya.
Kondisi tersebut langsung dikonsultasikan ke FD yang memasang infus. Saat itu, FD mengarahkan agar cairan infus disetop dan dicabut dari tangan ayahnya. Setelah jarum infus dicabut, tangan kiri ayahnya tetap bengkak.
“Karena tak ada perubahan, kami langsung membawa bapak ke RSUD Sondosia pada Rabu malam,” ujarnya.
Sesampai di RSUD Sondosia, lanjut Lukman, ayahnya justru dirujuk ke RSUD Bima untuk ditindak medis lebih lanjut. Bahkan ayahnya sempat dirawat beberapa hari di RSUD Bima.
“Tim medis RSUD Bima menyampaikan bahwa tangan kiri ayah saya bengkak karena infeksi dan ada cairan di dalamnya. Kondisi itu harus dilakukan operasi,” ujarnya.
Mendengar penjelasan tim medis, pihak keluarga menyetujui tangan kiri harus dioperasi. Sebab jika tidak, dikhawatirkan infeksi akan menjalar ke seluruh area badan dan berujung fatal.
“Pada hari Jumat pagi operasi mengeluarkan cairan dari tangan,” ujar Lukman.
Sehari setelah menjalani operasi, pihak RSUD Bima menyarankan agar Saleh dirawat jalan di rumah. Hanya saja tetap dikontrol di fasilitas kesehatan (faskes) terdekat, salasatunya RSUD Sondosia.
“Minggu kemarin luka bekas operasi dicuci dan perbannya diganti oleh tim medis RSUD Sondosia,” terang Lukman.
Meski begitu sampai saat ini, kondisi tangan kiri ayahnya belum ada perubahan. Keluarga juga khawatir karena tim medis RSUD Bima pernah menyampaikan tangan kiri Saleh tak ada jaminan untuk normal kembali meski telah dioperasi.
“Kami masih waswas sampai saat ini,” beber Lukman.
Untuk itu, Lukman dan keluarga berencana menempuh jalur hukum. Sampai saat ini keluarga masih menunggu iktikad baik dari FD yang menjanjikan akan datang berkunjung dan menyampaikan permintaan maaf.
“Sampai sekarang, kami masih menunggu iktikad baik FD. Jika tidak kemungkinan persoalan ini akan kami laporkan ke aparat penegak hukum,” pungkas Lukman.






