Hawa dingin terasa di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan daerah sekitarnya. Bahkan, suhu terendah di Ruteng, Manggarai, mencapai 8 derajat Celsius. Warga diminta mewaspadai dampak kekeringan pada tanaman maupun ternak.
“Pagi ini udara dingin di Labuan Bajo dengan suhu minimum yang tercatat di BMKG Komodo yaitu 20 derajat Celsius, sama seperti hari sebelumnya. Sementara itu, wilayah Ruteng yang berada di dataran tinggi mencatat suhu yang jauh lebih rendah, yakni 8 derajat Celsius,” ungkap Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Patricia Christin Seran, Sabtu (19/7/2025).
Maria menjelaskan hawa dingin yang dirasakan di Labuan Bajo dan wilayah pegunungan seperti Ruteng pada pagi hari disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis yang saling berkaitan. Saat ini, dia berujar, wilayah Australia sedang berada dalam periode musim dingin.
Angin yang bertiup dari arah Tenggara hingga Selatan membawa massa udara dingin dari Australia menuju wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk di Manggarai Barat. Selain itu, kondisi langit yang cerah dan minim tutupan awan turut mempercepat proses pendinginan permukaan bumi pada malam hari.
Ketika tidak ada awan yang berfungsi sebagai selimut udara, Maria berujar, panas yang terkumpul di permukaan tanah pada siang hari akan dengan cepat terlepas ke atmosfer. Menurutnya, hal itu menyebabkan suhu udara merosot saat malam hingga pagi hari.
“Kombinasi antara angin dingin dari Australia, tutupan awan yang rendah, dan kelembapan udara yang sangat minim menjadikan udara terasa lebih kering dan suhu lebih rendah dari biasanya di pagi hari,” jelas Maria.
“Kondisi kering dan suhu dingin seperti ini merupakan bagian dari karakteristik musim kemarau di wilayah NTT, terutama saat angin timuran aktif dan Australia memasuki puncak musim dingin,” imbuhnya.
Maria mengimbau warga untuk menjaga kesehatan di tengah suhu dingin dan udara kering dengan mengenakan pakaian hangat. Warga juga perlu minum cukup air putih dan menghindari aktivitas pembakaran.
“Bagi petani dan peternak diharapkan waspada terhadap dampak kekeringan pada tanaman dan ternak, serta potensi kebakaran lahan,” tandas Maria.