Sania adalah salah satu merek beras premium oplosan yang diungkap Polri. Namun, sesuai pantauan infoBali, beberapa merek beras premium oplosan lain, seperti Raja Platinum dan Raja Ultima, masih beredar di pasaran Mataram.
“Stok beras Sania-nya kosong, sudah beberapa hari ini belum masuk barang (ke toko),” kata salah seorang petugas retail di Mataram saat dikonfirmasi infoBali, Selasa (15/7/2025).
Lusiana, salah satu warga Mataram, juga kebingungan mencari beras merek Sania. Padahal, Lusiana biasa membeli merek beras dari Wilmar Group itu di retail modern dekat rumahnya.
“Biasa beli beras merek Sania. Kalau Raja itu kurang pulen, Sania itu bersih enak, pulen juga. Tetapi, setelah berita oplosan itu muncul, susah banget carinya,” kata Lusiana.
Lantaran stok beras merek Sania kosong sejak sepekan terakhir, Lusiana akhirnya memilih berbelanja beras di retail modern besar yang menjual beras asli petani dari Lombok Utara. “Ya udah balik lagi ke produk daerah,” jelasnya.
Senada dengan Lusiana, Wayan, warga Kelurahan Pagesangan, Mataram, akhirnya menggunakan beras merek lokal untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal, beras merek Sania yang biasanya ia beli lebih murah, pulen, serta bersih.
“Karena sudah seminggu barangnya hilang di retail-retail sini, kami pilih beras lokal di sini saja. Walaupun harganya beda Rp 5 ribuan, ya sudah beli saja,” ujar Wayan.
Sementara itu, Dinas Perdagangan (Disdag) Mataram belum mengeluarkan statemen terkait beras premium oplosan yang beredar di pasaran sebagaimana pengungkapan Bareskrim Polri. infoBali mencoba menghubungi, tetapi tak kunjung direspons.
Diberitakan sebelumnya, polisi tengah mengusut sejumlah produsen beras terkait dugaan pelanggaran mutu dan takaran. Hal ini tindaklanjut dugaan beras bermerek tersebut diduga dioplos.
Pengusutan tersebut dilakukan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri. Ada empat produsen yang diperiksa, yakni Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).
Sebanyak empat perusahaan itu mengelola sejumlah merek beras ternama di Indonesia, misalnya merek beras dari Wilmar Group, yakni Sania, Sovia dan Fortune. Lalu, merek beras produksi dari PT Food Station Tjipinang Jaya, FS Japonica, FS Setra Ramos, FS Beras Sego Pulen, FS Sentra Wangi, Alfamart Sentra Pulen hingga Indomaret Beras Pulen Wangi.
Berikutnya, merek beras dari PT Belitang Panen Raya, yakni untuk kualitas premium ada Raja Ultima, Raja Platinum, RajaKita, sementara kualitas ekonomis ada merek RAJA. Sementara, beras dari Japfa Group, yaitu merek Ayana.
Langkah kepolisian ini menindaklanjuti laporan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyatakan 212 merek beras yang terbukti melanggar. Sejauh ini, terdapat 10 produsen yang sudah diperiksa.
“Saya sampaikan, 212 kami sudah kirim merek yang tidak sesuai standar, mengurangi volume, mutunya tidak sesuai, kemudian tidak sesuai standar, kami sudah kirim ke Pak Kapolri langsung dan Pak Jaksa Agung langsung. Sekarang ini, pemeriksaan sudah berjalan. Pemeriksaan sekarang ini, tiga hari yang lalu. Mulai ada 10 perusahaan, yang terbesar itu sudah dipanggil oleh Reskrim Satgas Pangan,” ujar Amran kepada wartawan di Kantor Pusat Kementan, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2025).
Amran mengatakan, ini kesempatan emas untuk memberantas produsen yang tidak mengikuti ketentuan mengingat stok beras Indonesia yang melimpah. Ia juga meminta produsen beras untuk mengikuti standar kualitas dan mutu beras yang dijualnya.
“Jadi kami minta sekali lagi, kami minta semua yang merasa tidak sesuai standar, tolong diperbaiki. Karena itu Satgas Pangan akan bekerja sampai ke daerah,” jelasnya.