Kepala Sentra Paramita NTB, Arif Rahman, mengungkapkan terdapat satu siswa yang mengundurkan diri dan memilih pindah ke sekolah lain. Ia menduga siswa tersebut merasa diberikan harapan palsu dengan keberadaan sekolah rakyat ini.
“Mengundurkan diri satu, akibat sering di-PHP. Akhirnya dia lanjut ke sekolah lain. Tapi, itu sangat disayangkan karena ini khusus kemiskinan ekstrem, orang kaya nggak bisa masuk,” jelas Arif, Selasa (15/7/2025).
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Arif menjelaskan seluruh siswa mendapatkan fasilitas penunjang di sekolah rakyat tersebut secara cuma-cuma. Termasuk delapan jenis pakaian seragam, tas, sepatu, hingga keperluan pribadi yang disediakan secara gratis.
“Nggak ada yang namanya bayar di sini, semuanya gratis,” imbuhnya.
Sekolah rakyat, Arif berujar, juga memiliki asrama untuk para siswa. Satu kamar akan diisi oleh empat orang, dilengkapi ranjang bertingkat, kasur, bantal, lemari, dan meja pribadi.
Arif menjelaskan dana operasional dan makan siswa di sekolah rakyat didanai langsung oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Adapun, satu siswa dianggarkan Rp 45 juta per satu tahun ajaran.
Untuk sementara, proses belajar mengajar bagi siswa SRMP 18 Lombok Barat dilakukan di Gedung Sentra Paramita. Para siswa baru dipindah jika gedung sekolah baru di Kuripan, Lombok Barat, rampung.
Kepala SRMP 18 Lombok Barat, Satria Irwandi, menerangkan pada pekan pertama siswa baru di sekolah rakyat itu mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Para siswa akan mendapat penjelasan terkait proses belajar mengajar dengan kurikulum nasional dan tambahan kurikulum khusus untuk sekolah rakyat.
“Ada tambahan jadwal pembelajaran pada sore hari berupa penguatan karakter dan acara keagamaan,” ujar Satria.
Satria mengatakan mayoritas siswa di SRMP 18 Lombok Barat beragama Islam dan hanya satu siswa beragama Hindu. Menurutnya, sekolah juga akan menyiapkan guru khusus untuk mata pelajaran agama bagi siswa nonmuslim.